DIMADURA.ID – Salah tulis ejaan kata dan kalimat bahasa Madura, terutama di media sosial, seperti telah menjamur bahkan hampir membudaya.
Jika tidak ada upaya preventif terhadap kebiasaan tersebut, bukan tidak mungkin jika generasi muda Madura kelak abai dan perlahan melupakannya.
Sebagai salah satu upaya, berikut redaksi sajikan 15 contoh salah tulis ejaan bahasa Madura, lengkap dengan contoh gambar dan cara menulis yang benar.
Rerata contoh tersebut redaksi ambil dari media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dan platform medsos lain semacamnya.
Kemudian juga dari papan reklame desa, tempat wisata, box truk, dan di subtitel lagu populer berbahasa Madura.
15 Gambar Berisi Ejaan Salah
Berikut ini kumpulan gambar berisi sejumlah kosakata dengan ejaan tulis yang menyimpang dari kaidah paramasastra Madura.
Hasil Identifikasi
Secara umum, mayoritas salah tulis ejaan tersebut terjadi pada perkawinan antara konsonan dengan vokal.
Dalam satu suku kata, seharusnya antara konsonan tajam dengan vokal halus tidak akan bertemu, sebaliknya konsonan halus tidak bergandeng dengan vokal tajam.
Selain itu, penggunaan vokal halus ‘â’ dan vokal bisu ‘e’ saat bertemu salah satu konsonan halus B, Dh, G, J, dan D berada pada komposisi yang tidak tepat.
Penulisan judul lagu pada thumbnail atau cover channel Youtube yang memuat lagu-lagu bahasa Madura di atas tampak amburadul.
Untuk mengetahui keterangan lengkap tentang letak salah tulis ejaan tersebut, pembaca dapat mengeklik satu per satu gambar di atas. Di sana tertera penjelasan mengenai koreksi ejaan masing-masing foto.
Kaidah Ejaan Bahasa Madura
Dalam kaidah ejaan Bahasa Madura, konsonan tajam tidak boleh berkumpul dengan vokal halus; demikian konsonan halus tidak boleh berdampingan dengan vokal tajam.
Kaidah vokal halus
Vokal halus seperti Ââ, Ii, dan Uu tidak mungkin bertemu dengan konsonan tajam ( C-K-M-P-S-T-N-M, Ng, Ny dan Th).
Contoh: Cuko’ (ikan), Kella’ (tawa/tadi), Muwa (muka/wajah), Piru (biru), Puru (barusan), dan sebagainya tersebut merupakan penulisan yang salah.
Penulisan seharusnya: cuko’ menjadi juko’/jhuko’, kella’ > gella’/ghellâ’, muwa > mowa, piru > biru/bhiru, puru > buru/bhuru.
Kaidah vokal tajam
Sebaliknya, vokal tajam Aa, Èè dan Oo tidak mungkin bergandengan dengan konsonan halus B, Dh, G, J, D.
Jika ada, maka berarti vokal tersebut tidak termasuk dalam jenis vokal tajam, melainkan tergolong vokal halus (â) yang dibaca e, seperti badha atau bâdâ (dibaca: bede). Gerrungan/gherrungan (tenggorokan), dan lain sebagainya.
Ejaan akhir suku kata
Tidak ada kata dalam Bahasa Madura murni yang berakhiran konsonan ‘h’ atau juga vokal bisu ‘e’. TIDAK ADA.
Dialek bahasa lisan masyarakat Madura barat dimana mereka terbiasa menambah konsonan H di akhir kata, tidaklah berlaku pada bahasa tulis Madura.
Misal, penulisan kata rowa (itu), yang dalam dialek orang Madura barat biasa diucapkan dengan ‘rowah‘, maka itu kurang benar.
Demikian juga penulisan bahasa halus ‘saya’ (kaula/kaulâ), dimana kadang kita temukan dengan penulisan ‘kaule‘ juga tidak tepat.
Hal paramasastra lain yang juga penting dipelajari antara lain, bahwa ada 6 konsonan tak terpakai dalam bahasa Madura, antara lain: H, F, Q, V, X, Z.
Selain itu, beberapa konsonan dan vokal bahasa Madura tidak kita temukan dalam Bahasa Melayu dan rumpun bahasa Austronesia lainnya.
Penjabaran lebih lanjut mengenai hal di atas, satu per satu akan redaksi bahas pada artikel selanjutnya.***