TAREKA, DIMADURA – Dalam dunia peternakan sapi, menjaga kesehatan ternak adalah prioritas utama.
Salah satu masalah yang kerap dihadapi peternak adalah gangguan gigitan nyamuk, yang dapat menurunkan produktivitas dan bahkan memicu penyakit.
Di Madura, di Kabupaten Sumenep pada khususnya, sesepuh peternakan memiliki cara tradisional yang telah diwariskan turun-temurun untuk mencegah dan menangani gigitan nyamuk pada sapi.
Cara Tradisional Melindungi Sapi dari Nyamuk
Cara utama yang dilakukan adalah menggunakan sprintus, cairan berbahan dasar kimia atau herbal yang disemprotkan ke tubuh sapi.
Cairan ini bertujuan mengusir nyamuk dan mencegahnya menggigit ternak. Penyemprotan dilakukan di bagian tubuh yang rentan, seperti leher, perut, dan kaki.
Selain itu, sesepuh juga membakar sisa pakan dan kotoran sapi di sekitar kandang. Asap yang dihasilkan dipercaya mampu mengusir nyamuk dan mencegahnya bersarang di area kandang.
Metode ini telah terbukti efektif jika dilakukan secara rutin. Terutama di daerah dengan tingkat kelembapan tinggi, metode ini menjadi solusi praktis dan ekonomis karena bahan-bahannya mudah didapat.
Meski demikian, pelaksanaannya memerlukan kehati-hatian. Misalnya, penyemprotan sprintus harus sesuai dosis untuk mencegah iritasi kulit pada sapi, sementara pembakaran sisa pakan harus dilakukan dengan cara yang aman agar asapnya tidak mengganggu pernapasan ternak.
Panduan Penggunaan Metode Tradisional
1. Penggunaan Sprintus
- Persiapan Cairan: Siapkan larutan sprintus sesuai petunjuk pada kemasan.
- Penyemprotan: Semprotkan secara merata ke tubuh sapi, terutama di area yang sering digigit nyamuk. Waktu terbaik adalah pagi atau sore hari ketika sapi dalam kondisi tenang.
- Pengawasan: Perhatikan reaksi sapi untuk memastikan tidak ada iritasi atau efek samping lain.
2. Pembakaran Sisa Pakan dan Kotoran
- Persiapan Lokasi: Kumpulkan sisa pakan dan kotoran di tempat yang aman, jauh dari bahan mudah terbakar.
- Proses Pembakaran: Bakar hingga menghasilkan asap yang cukup untuk mengusir nyamuk. Pastikan asap tidak terlalu tebal agar tidak mengganggu pernapasan sapi.
- Keamanan: Lakukan pembakaran di luar kandang dan jauh dari hewan.
3. Pembersihan Kandang
- Rutin Bersihkan: Bersihkan kandang dari sisa pakan dan kotoran yang menumpuk.
- Hindari Genangan Air: Pastikan tidak ada genangan air di sekitar kandang untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk.
- Gunakan Alat Modern: Tambahkan alat seperti lampu UV anti nyamuk untuk meningkatkan perlindungan.
Efektivitas dan Keterbatasan
Cara tradisional ini dinilai cukup efektif sebagai langkah awal dalam menjaga kesehatan ternak sapi. Namun, metode ini bukan solusi permanen.
Pengendalian jangka panjang memerlukan pendekatan yang lebih modern, seperti pemasangan kelambu kandang, penggunaan kipas angin, atau penyemprotan insektisida yang aman.
Selain itu, menjaga kebersihan kandang secara keseluruhan adalah kunci utama. Dengan membersihkan area kandang dari sisa pakan, kotoran, dan genangan air, siklus hidup nyamuk dapat diputus sehingga populasi nyamuk di sekitar ternak berkurang secara signifikan.
Tradisi yang Beradaptasi
Metode sesepuh di Madura menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat memberikan solusi sederhana untuk masalah yang kompleks.
Meskipun terkesan kuno, cara ini tetap relevan dan menjadi pelengkap dalam pengelolaan peternakan modern.
Namun, generasi peternak masa kini perlu memahami bahwa metode tradisional ini harus diimbangi dengan teknologi terkini.
Kombinasi cara tradisional dan modern diyakini dapat memberikan perlindungan maksimal bagi ternak, memastikan kesehatan sapi tetap terjaga, serta meningkatkan produktivitas peternakan.
Dengan konsistensi dalam penerapan metode ini, peternak dapat menjaga sapi dari gangguan gigitan nyamuk yang mengganggu dan merugikan.
Cara sesepuh di Madura mencegah dan menangani wabah sapi ini telah menjadi warisan dan diyakini sebagai solusi berkelanjutan yang relevan hingga saat ini.***