SumenepTomang

DKPP Sumenep Perkuat Sinergi Lintas Sektor Demi Swasembada Pangan

Avatar Of Ari Si
619
×

DKPP Sumenep Perkuat Sinergi Lintas Sektor Demi Swasembada Pangan

Sebarkan artikel ini
Panen Raya Jagung Hibrida Yang Dihadiri Oleh Forkopimda Kabupaten Sumenep Beberapa Waktu Yang Lalu. (Foto.istimewa/Doc. Dimadura).
Panen raya jagung hibrida yang dihadiri oleh Forkopimda Kabupaten Sumenep beberapa waktu yang lalu. (Foto.Istimewa/Doc. Dimadura).

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS SUMENEP, DIMADURA–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura Jawa Timur, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat, terus memperkuat sinergi antarsektor guna mendorong kemandirian dan ketahanan pangan.

‎Langkah ini dilakukan melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan seluruh elemen, mulai dari tingkat desa hingga pemerintah pusat.

‎Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menyatakan bahwa penguatan sektor pertanian tidak hanya dilakukan melalui edukasi teknis, tetapi juga pendampingan aktif di lapangan bersama sejumlah mitra strategis.

‎“Kami terjun langsung mendampingi petani dari proses tanam hingga panen, tidak sekadar mengawasi,” kata Chainur, Senin (30/6/2025).

‎Ia yang akrab disapa Inung mengungkapkan, sebanyak 149 penyuluh pertanian lapangan (PPL) telah dikerahkan di seluruh kecamatan untuk memastikan kegiatan pertanian berjalan optimal.

‎Mereka berperan sebagai ujung tombak pendampingan, mulai dari tahap pengolahan lahan, distribusi sarana produksi, hingga panen raya.

‎Untuk menjaga akurasi data dan transparansi, seluruh aktivitas pertanian yang dilakukan oleh PPL wajib dilaporkan secara harian ke Kementerian Pertanian, lengkap dengan dokumentasi visual melalui sistem “open camera”.

‎Selain itu, evaluasi rutin dilakukan setiap akhir pekan melalui pertemuan daring bersama jajaran kementerian.

‎Inung menekankan bahwa keberhasilan dalam mencapai swasembada pangan merupakan hasil kerja bersama lintas sektor.

‎“Upaya ini membutuhkan harmoni dari seluruh tingkatan birokrasi, mulai dari pusat hingga desa. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” ujarnya.

‎Sebagai bagian dari pendekatan sosial, DKPP menurut Inung juga menginisiasi pertemuan rutin kelompok tani atau ‘kompolan’ sebagai ruang diskusi dan saling berbagi pengalaman.

‎Forum ini menjadi wahana penting untuk memperkuat motivasi petani dalam menghadapi tantangan seperti iklim ekstrem dan kelangkaan pupuk.

‎Di sisi lain, kata dia DKPP memperkuat kerja sama dengan sejumlah mitra strategis, termasuk Pupuk Indonesia, guna memastikan distribusi pupuk dan bantuan pertanian tetap lancar di tengah berbagai kendala lapangan.

‎Ketahanan sistem irigasi juga menjadi perhatian utama untuk menjaga produktivitas pertanian, terutama dalam menghadapi fenomena cuaca seperti El Niño.

‎“Selama infrastruktur pengairan masih berjalan baik, kegiatan tanam tetap bisa dilakukan. Oleh karena itu, pembangunan dan pemeliharaan irigasi menjadi prioritas,” imbuhnya.

‎Inung menilai, seluruh perangkat desa dan kecamatan dilibatkan dalam gerakan pertanian terpadu agar pendekatan pembangunan pertanian lebih menyeluruh.

‎Ia menegaskan bahwa keberlanjutan produksi pangan tidak hanya soal memperluas lahan tanam, tetapi juga menjaga kesinambungan dan efisiensi sistem pangan secara keseluruhan.

‎“Pangan adalah urusan strategis. Hanya dengan sinergi semua pihak, cita-cita ketahanan dan swasembada bisa kita wujudkan bersama,” tutup Inung.***