PANGKÈNG, SASTRA DIMADURAID – Ada yang menarik dari cara orang Madura mengucapkan kalimat yang ia maksud kepada lawan bicaranya. Kalimat ini kita kenal dengan istilah rora bhâsa.
Rora bhâsa dalam bahasa Madura berarti mengucapkan suatu kalimat/okara dengan cara menyingkatnya, sehingga perkataan tersebut terkesan tidak lengkap bahkan salah secara gramatika.
Namun demikian, ucapan atau perkataan tersebut sebenarnya adalah untuk menghemat kata-kata saat berkomunikasi dengan orang lain.
Beberapa perkataan berupa rora bhâsa yang cukup populer di kalangan masyarakat Madura antara lain sebagai berikut.
12 Contoh Rora Bhâsa Madhurâ
- Naé’ nyéor (memanjat kelapa)
- Ngandhel biddhâng (memanaskan wedang)
- Matoro’ jhuko’ (menitip ikan)
- Ajâgâ maléng (menjaga maling)
- Ngalê somor (menggali sumur)
- Mokkal kalambhi (membuka baju)
- Mokka’ labâng (membuka pintu)
- Notop canḍilâ (menutup jendela)
- Nyolet marḍâ (menyalakan bara api)
- Maghili selloghân (mengalirkan selokan)
- Majhâlân konor (menjalankan mesin konor)
- Mogher accem (memotong asam)
Maksud Rora Bhâsa
1. Naé’ nyéor
Kalimat naè’ nyèor di atas bukan berarti memanjat buah kelapa, melainkan memanjat pohon kelapa untuk mengambil buahnya.
Contoh dalam kalimat: “Oréng rowa cè’ leppè’na mon soro naé’ nyéor. Ngalacat sakejjhâ’ân temmo la ḍâpa’ ka col-oncol!”
Artinya: “Orang itu lihai banget memanjat pohon kelapa. Seketika saja sudah sampai di puncak pohon!”
Jadi, maksud dari kalimat “naè’ nyèor” pada contoh okara bahasa Madura di atas adalah memanjat pohon kelapa, bukan buahnya. Sekalipun arti nyèor dalam bahasa Madura berarti buah kelapa.
BACA JUGA:
- Dua Contoh Puisi Madura tentang Santri
- Contoh Puisi Madura tentang Guru
- Puisi Madura Mat Toyu: OjanPuisi Bahasa Madura: Ojan, Oban, Ojang dan Obang
2. Ngandhel biddhâng
Arti ngandhel bidhâng secara harfiah berarti memanaskan air panas. Jadi, secara terminologi, kalimat tersebut sudah salah dari segi arti. Sebab, maksud yang sebenarnya dari kalimat “ngandhel biddhâng” adalah memasak air agar mendidih jadi wedang.
3. Matoro’ jhuko’
Jika ada perempuan Madura mengatakan kepada temannya: Rus, ya’ sèngko’ matoro’a jhuko’, yalâ.. (Rus, saya titip ikan, ya..)
Itu bukan berarti dia sedang menyuguhkan ikan untuk dititipkan atau agar ia simpan baik-baik, melainkan memberikan segepok uang agar Rus membelikan ikan untuknya di pasar.
Jadi, kalimat yang sebenarnya hendak ia katakan adalah sebagai berikut:
“Rus, ya’ sèngko’ matoro’a pèssè, melléyaghi jhuko’, yâ!”
Artinya: Rus, ini aku titip uang, tolong belikan ikan, ya!
4. Ajâgâ maléng
Okara “ajâgâ maléng” yang berarti “menjaga maling” maksudnya adalah menjaga rumah atau kampung agar tidak kemalingan, bukan menunggui seorang maling agar tidak kemana-mana atau berulah nakal.
5. Ngalê somor
Rora bhâsa selanjutnya adalah “ngalê somor” (menggali sumur). Sumur kok mau digali!!? Jadi maksud sebenarnya adalah menggali tanah untuk membuat lubang sumur.
6. Mokkal kalambhi
Maksud rora bhâsa “mokkal kalambhi” dalam arti yang sebenarnya adalah, bahasa Madura yang berarti “membuka kancing-kancing baju untuk melepaskannya dari tubuh.
7. Mokka’ labâng
Kata “mokka’” berati membuka, dan “labâng” itu pintu. Mokka’ labâng di sini memiliki makna “membuka penutup rumah berupa daun pintu”.
Jika diperjelas, parafrase kalimat yang seharusnya adalah mokka’ ḍâunna labâng.
8. Notop canḍilâ
Sama halnya seperti mokka’ labâng, notop canḍilâ berarti menutup kaca jendela.
BACA JUGA: Renungkan Renungkan Kata-kata Bahasa Madura Pengetuk Hati ini, Lihat Efek Apa yang Terjadi Setelahnya!
9. Nyolet marḍâ
Rora bhâsa “nyolet marḍâ” mempunyai makna denotasi tersembunyi.
Nyolet marḍâ dengan arti “menyalakan bara api” sebenarnya sudah dapat dimengerti, tetapi maksudnya adalah menyalakan sesuatu agar menjadi bara hingga merah menyala.
10. Maghili selloghân
Maksud dari rora bhâsa “maghili selloggân” yakni mengalirkan air yang mampet di sebuah selokan.
“Bukakah selokan adalah benda padat dan tidak dapat dialirkan..!?”
11. Majhâlân konor
Okara ini membuang satu kata untuk kepentingan efesiensi kalimat saat berkomunikasi. Okara yang seutuhnya adalah menghidupkan mesin konor untuk menjalankan atau mengalirkan air.
12. Mogher accem
Mogher dalam bahasa Indonesia berarti menebang, sementara accem adalah buah asam. Jadi mana mungkin maksudnya adalah menebang buah asam?
Tidak, maksud sebenarnya adalah menebang pohon asam. Hanya saja kata “pohon” dalam okara tersebut tidak begitu dibutuhkan alias walaupun tidak disisipkan, kalimat itu sudah tergolong mufid (dapat dimengerti).
Itulah beberapa contoh rora bhâsa yang sering kita jumpai saat berbincang dengan orang Madura. Sekian semoga bermanfaat dan, mator sakalangkong. ***