ḌÂPOR KULINER, DIMADURA – Jepa-jepa, makanan khas Mandar yang ada di Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, mulai menarik perhatian sebagai salah satu kuliner unik dari Kepulauan Sumenep.
Meski selama ini belum banyak dikenal oleh masyarakat Kabupaten Sumenep dan Madura secara umum, ternyata, jepa-jepa memiliki potensi besar untuk dijadikan ikon kuliner daerah.
Dengan keunikan rasa dan tekstur yang khas, hidangan ini diyakini mampu bersaing dengan ragam kuliner tradisional lain yang telah lama mengharumkan nama daerah.
Budaya Khas Kepulauan Sapeken
Kepulauan Sapeken merupakan salah satu wilayah dengan kekayaan budaya dan tradisi kuliner yang belum banyak terekspos secara luas. Di balik pesona alamnya yang memukau, masyarakat setempat menyimpan berbagai rahasia kuliner yang diwariskan secara turun-temurun.
Jepa-jepa merupakan contoh nyata dari kekayaan budaya tersebut, di mana setiap helai adonan dan aroma panggangan mencerminkan identitas masyarakat Mandar.
Warga setempat berharap agar jepa-jepa segera mendapatkan pengakuan dari pemerintah daerah, terutama melalui perhatian langsung dari Bupati Sumenep, H. Achmad Fauzi Wongsojudo.
Tak hanya sebagai sajian makanan, jepa-jepa juga memiliki nilai historis dan kultural yang mendalam. Masyarakat menganggap hidangan ini sebagai simbol kekompakan dan kearifan lokal, yang menggabungkan keindahan alam dengan tradisi kuliner yang telah teruji waktu.
Di samping itu, promosi jepa-jepa sebagai ikon kuliner diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Kepulauan Sapeken, sehingga potensi pariwisata di daerah ini semakin maksimal.
Keunikan dan Cita Rasa Jepa-jepa

Jepa-jepa memiliki bentuk yang unik, berupa lingkaran pipih dengan tekstur yang menarik. Terbuat dari bahan dasar singkong parut yang dicampur dengan kelapa, hidangan ini memiliki warna putih kecokelatan dengan aroma khas singkong bakar yang menggoda selera.
Proses pengolahan yang sederhana namun penuh ketelitian menghasilkan jepa-jepa dengan lapisan luar yang renyah dan bagian dalam yang lembut. Kombinasi antara kelezatan bahan dasar dan teknik tradisional dalam proses pemanggangan menjadikan jepa-jepa sebagai sajian yang istimewa.
Salah satu warga Sumenep, Arysandi, yang pernah mencicipi jepa-jepa di Pagerungan Besar, mengungkapkan kekagumannya terhadap cita rasa hidangan tersebut.
“Ciri khas yang saya rasakan, campuran kelapa dan singkong begitu terasa. Apalagi bila disantap bersama ikan panggang cakalan yang masih panas, rasanya benar-benar luar biasa,” ujarnya, Senin (22/4/2024).
Menurutnya, sensasi makan jepa-jepa tidak hanya terpaut pada rasa, tetapi juga pada suasana makan yang unik. Ia mengenang pengalaman menikmati hidangan tersebut di bawah rumah panggung yang tradisional, dengan sentuhan angin laut yang sejuk dan keramahan masyarakat setempat yang hangat menyambut setiap pendatang.
Proses Pembuatan Jepa-jepa Secara Tradisional

Salah satu daya tarik jepa-jepa adalah proses pembuatannya yang masih mempertahankan cara tradisional. Pembuatan hidangan ini menggunakan bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh di kepulauan, sehingga menjadikannya warisan kuliner yang mudah dilestarikan. Berikut adalah langkah-langkah detail dalam pembuatan jepa-jepa:
Persiapan Bahan:
Singkong: Pilih singkong berkualitas, kupas kulitnya, dan cuci bersih. Singkong kemudian diparut halus menggunakan parutan tradisional untuk menghasilkan tekstur yang sempurna.
Kelapa Parut: Kelapa segar diparut untuk memberikan aroma dan cita rasa gurih yang khas.
Garam: Sedikit garam ditambahkan untuk menyeimbangkan rasa, sehingga adonan tidak terasa hambar.
Pencampuran:
Campurkan singkong parut dengan kelapa dan garam hingga tercampur merata. Proses pencampuran ini harus dilakukan dengan cermat agar kedua bahan tercampur sempurna dan menghasilkan adonan yang homogen.
Pembentukan Adonan:
Ambil secuil adonan dan pipihkan hingga berbentuk bulat tipis. Proses pembentukan ini menjadi kunci utama, karena ketipisan adonan akan mempengaruhi tekstur akhir jepa-jepa.
Pemanggangan:
Adonan yang telah dibentuk kemudian dipanggang di atas tungku tanah liat atau wajan datar. Proses pemanggangan dilakukan dengan api kecil agar kedua sisi adonan matang merata dan berubah warna menjadi kecokelatan. Aroma singkong bakar yang tercium saat proses pemanggangan menambah daya tarik tersendiri bagi para penikmat kuliner.
Penyajian:
Setelah matang, jepa-jepa disajikan dalam keadaan hangat. Hidangan ini biasanya dinikmati bersama lauk seperti ikan panggang atau disajikan dengan sambal tradisional, sehingga cita rasa gurih dan pedas dapat berpadu sempurna.
Proses pembuatan jepa-jepa yang mengandalkan teknik tradisional inilah yang membuatnya menjadi warisan budaya yang tak ternilai. Setiap tahap pembuatan memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan kearifan lokal serta semangat gotong royong dalam masyarakat Kepulauan Sapeken.
Harapan dan Potensi Jepa-jepa sebagai Ikon Kuliner

Warga Kepulauan Sapeken memiliki harapan besar agar jepa-jepa dapat segera dijadikan salah satu ikon kuliner unggulan Kabupaten Sumenep. Menurut Arysandi, selain sebagai sajian lezat, jepa-jepa juga memiliki potensi untuk mendongkrak pariwisata daerah.
“Semoga jepa-jepa bisa diangkat sebagai kuliner khas kepulauan dan dibuatkan festival, sehingga Pak Bupati Achmad Fauzi bisa mencicipi langsung dan masyarakat lebih mengenalnya,” ungkapnya.***