SUMENEP – “Narapidana adalah manusia yang layak mendapatkan kesempatan kedua. Kami ingin mereka merasa dihargai dan memiliki harapan.”
Demikian pernyataan yang disampaikan Kepala Subsi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II-B Sumenep, Madura, Teguh Doni Efendy, kepada wartawan dimadura.id, tentang kesannya selama mendampingi tiga warga binaan beternak kambing, Minggu tanggal 7 Juli 2024.
“Program ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian dari upaya rehabilitasi yang lebih mendalam dan manusiawi,” tuturnya lebih lanjut.
Teguh Doni melihat narapidana bukan sebagai manusia yang jahat, melainkan sebagai sosok yang terkadang atas kehendakNya, bisa berubah dan berkembang menjadi orang baik yang bahkan bisa memberi pengaruh kuat terhadap orang lain.
“Sebab semua manusia sejatinya suci dan baik. Mereka hanya sempat terpeleset,” katanya.
“Beternak kambing adalah salah satu program pembinaan yang kami rancang untuk memberikan keterampilan praktis kepada warga binaan,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Di Rutan Kelas II-B Sumenep, tidak semua penghuni memiliki kesempatan seperti ini. Dari ratusan narapidana, hanya tiga yang dipilih untuk mengikuti program peternakan.
Meski begitu, kesempatan tersebut bukan berarti mereka bebas dari pengawasan. Aktivitas mereka di luar rutan tetap dipantau dengan ketat oleh petugas sipir. “Kami memastikan mereka diawasi secara ketat agar tidak ada yang kabur,” tegasnya.
Program peternakan ini merupakan salah satu dari sekian banyak inisiatif pembinaan yang dilakukan oleh rutan. Sebelumnya, mereka telah mengadakan berbagai kegiatan lain, seperti membatik dan budidaya ikan.
Namun, kali ini, fokusnya adalah pada peternakan hewan, khususnya teknik penggemukan kambing dengan cepat. Setiap hari, ketiga warga binaan ini diajarkan cara beternak yang baik dan benar, mulai dari memilah pakan hingga merawat kambing.
Teguh Doni menceritakan bahwa beternak kambing memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus.
“Beternak kambing tidak mudah, tapi kami berusaha memberikan pemahaman yang komprehensif kepada mereka,” terang dia.
Para narapidana diberi tugas yang jelas, seperti mencari rumput, memberi pakan, dan menjaga kesehatan ternak. Aktivitas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan praktis mereka dan memberikan harapan baru setelah masa hukuman mereka selesai.
Bagi dia, memberikan keterampilan praktis kepada narapidana bisa menjadi jalan keluar dari lingkaran kejahatan.
“Ketika mereka bebas, mereka bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat di sini untuk mencari penghasilan yang halal,” jelasnya.
Dengan demikian, sambung dia, mereka tidak kembali terlibat dalam kegiatan yang melanggar hukum. Teguh percaya bahwa setiap manusia, tidak peduli seberapa dalam kesalahannya, selalu memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri.
Sehingga program ini menurutnya bukan hanya sekadar tentang beternak kambing, tetapi juga tentang membangun kembali rasa percaya diri dan integritas narapidana. Dari itu, ia berharap pembinaan ini bisa memberikan dampak positif yang signifikan.
BACA JUGA:
Teguh Doni bersama timnya di Rutan Kelas II-B Sumenep terus berusaha dan tengah merencanakan pengembangan program pembinaan ini dengan berbagai inovasi.
“Kami ingin setiap narapidana memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang,” pungkas Teguh Doni Efendy.
Budi, salah satu warga binaan yang mengikuti program ini, awalnya merasa ragu dengan kemampuan dirinya. “Saya tidak pernah berpikir bisa beternak kambing, tapi di sini saya belajar banyak hal baru,” kata Budi dengan mata yang berbinar.
Dia berharap ilmu yang didapat bisa menjadi modal untuk memulai kehidupan baru setelah bebas. Kepercayaan diri yang tumbuh dalam dirinya adalah salah satu tujuan utama dari program ini.
Keberadaan program ini tidak hanya membantu narapidana, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat luas. Salah seorang warga Desa Pabian, Hendra, memberikan apresiasi terhadap apa yang diinisiasikan oleh Rutan Sumenep. Menurut Hendra, inisiatif ini merupakan langkah positif dalam upaya rehabilitasi narapidana.
“Kami berharap program seperti ini bisa terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih besar,” ujarnya.
Menurutnya, upaya Rutan Kelas II-B Sumenep dalam memberdayakan narapidana secara tidak langsung telah memberikan harapan baru bagi para warga binaan.
“Saya percaya bahwa setiap manusia, tidak peduli seberapa dalam kesalahannya, selalu memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri, dan di Desa Pabian, Sumenep, saya kira bisa kita saksikan perubahan itu, dimulai dari kandang kambing yang sederhana,” tukas Hendra.***
Respon (2)