KUTUK SAKTI RADEN TRUNOJOYO
Oleh: Tadjul Arifien R – Sejarawan Madura
SEJARAH, DIMADURA – Dalam buku sejarah Raden Trunojoyo, ada kisah yang menarik yakni bilamana melihat pecahnya Kerajaan Mataram setelah beberapa tahun pertempuran selesai.
Namun kisah tersebut tidak pernah terungkapkan karena akan meruntuhkan kharisma keluarga atau keturunan raja-raja Mataram. Semua buku sejarah gubahan orang Belanda dan tulisan bangsa Indonesia tidak ada yang menulisnya. Hanya dalam Babad Tanah Djawi yang ditulis oleh penyusunnya yang asli yakni Raden Ngabehi Ronggowarsito dan diterbitkan tahun 1913-1915.
Yakni tentang supata (sumpah/kutuk) Raden Trunojoyo yang cukup viral sekalipun berbau mitis. Dikala Raden Trunojoyo ditikam dadanya dengan keris Ki Balabar oleh Susuhunan Amangkurat II, seraya berkata bernada perintah agar semua bupati yang ada disitu disuruh tusuk beramai-ramai tubuhnya dan potong-potong dan hatinya disuruh dimakan.
Lalu, semua melakukannya dan membedah perut mengambil hatinya dimakan sama-sama sebesar jagung. Sebelum menghembuskan nafasnya dengan keris yang masih tertancap di dadanya Raden Trunojoyo masih sempat supata (sumpah/kutuk):
“Yen awakku dipun pundhung-pundhung, mengko ugi Mataram bakal dipun pundhung-pundhung.”
“Bilamana tubuhku dipotong-potong, kelak Mataram juga akan terpotong-potong.”
Ternyata kutuk sakti Raden Trunojoyo betul-betul terlaksana, yakni pada setelah 85 tahun kemudian supata atau kutukan Raden Trunojoyo tersebut terbukti yaitu dengan adanya perjanjian Giyanti di 13 Pebruari 1755, di Karanganyar, dan Mataram dipotong-potong.
- Kasunanan Surakarta: Wilayah timur Sungai Opak, dipimpin oleh Susuhunan Pakubuwana III.
- Kasultanan Yogyakarta: Wilayah barat Sungai Opak, dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I.
- Mangkunegaran berdiri pada 17 Maret 1757, berdasarkan Perjanjian Salatiga.
- Pakualaman berdiri pada 28 Maret 1812 terjadi lagi perjanjian Yogyakarta oleh Raffles dengan Hamengkubuwono II yang menempatkan Pangeran Notokusumo sebagai Adipati Pakualam I.
- Kekuasaan VOC/Belanda (sebagai inisiator perjanjian, yg punya misi khusus demi keuntungannya), yakni: VOC/Belanda memperoleh kuasa atas daerah pesisir utara Jawa, dari Pamanukan hingga Panarukan termasuk Semarang, Rembang, dan Surabaya. VOC/Belanda juga memperoleh kuasa atas daerah-daerah luar Jawa, seperti Madura dan beberapa wilayah lainnya.
Begitulah kronika sejarah Jawa yang mengandung misteri, yang tersimpan kuat, sehingga Raden Trunojoyo dianggap musuh bebuyutan yang tetap tersimpan pada anak cucunya.
Sumber: Ṛ Ronggowarsito, 1913-1915, Babad Tamah Jawi, Than Khoen Swie
Follow akun TikTok dimadura.id untuk update video berita terbaru.
Follow






