dimadura
Beranda Gardu Melon Allisa yang Menggoda Pasar Supermarket, Hasil Inovasi Petani Milenial Sumenep

Melon Allisa yang Menggoda Pasar Supermarket, Hasil Inovasi Petani Milenial Sumenep

Kolase Foto Pimpinan Komunitas Keraton Langit, Kiai Abdul Adim Yasin, dan Salah Satu Srikandi Keraton Langit, Petani Muda Millenial Pasongsongan Usai Petik Melon Allisa(Istimewa/Doc. Dimadura)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1GARDU WISATA, DIMADURA – Di tengah gempuran produk hortikultura dari luar daerah, melon lokal dari Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, Sumenep, justru memikat hati pasar modern. Melalui tangan-tangan terampil petani milenial Komunitas Keraton Langit, Melon Allisa menjadi buah inovatif yang kini merambah rak-rak supermarket.

Dengan pendekatan kreatif, mereka menyulap lahan desa menjadi pusat produksi dan sarana edukasi pertanian modern yang terbuka bagi masyarakat, pelajar, dan petani muda.

Melon Allisa berasal dari benih bantuan pemerintah melalui program pemberdayaan Smart Greenhouse. Namun, di tangan Komunitas Keraton Langit, budidayanya berkembang jauh dari sekadar pertanian biasa.

Paramaos ingin mencicipi sensasi buah yang manis, renyah, tapi tidak menusuk lidah? Melon Allisa jawabannya. “Melon ini tidak terlalu manis, tidak terlalu hambar. Pas. Lembut. Ngangenin,” pikat Kiai Abdul Adim Yasin, Senin (5/5/2025).

Varietas unggulan ini bukan hanya menembus pasar modern, tapi juga menjadi simbol inovasi pertanian milenial yang terintegrasi dengan edukasi dan wisata petik buah.

Tim Keraton Langit kini merintis greenhouse mandiri berskala ribuan batang, setelah sebelumnya memulai dari 650 batang sebagai pilot project.

Menariknya, pemasaran Melon Allisa tidak melalui jaringan konvensional, melainkan sepenuhnya via media sosial seperti TikTok, Facebook, Instagram, dan YouTube.

“Jadi jangan hanya padi, jagung, tembakau. Kita perlu inovasi, agar petani tak bergantung pada pola lama,” tegas Adim.

Lewat kanal digital ini, pelanggan dari Surabaya, Kalimantan, Banyuwangi, Nganjuk, hingga Jember berdatangan. Transaksi pun fleksibel, bisa COD atau transfer ke rekening manajer komunitas.

Keberhasilan ini turut menghidupkan wisata petik buah lokal. Banyak keluarga dari luar kota datang ke kebun, memetik Melon Allisa sambil belajar sistem tanam greenhouse.

Kini, Melon Allisa diperjuangkan menjadi merek dagang andalan Sumenep. “Kalau tembakau kita terbaik dunia, kenapa melon tidak?” tantang Adim.

Dengan pendapatan rata-rata Rp15–20 juta per siklus tanam, Melon Allisa tak hanya menjanjikan untung, tapi juga menginspirasi regenerasi petani.

“Kami ingin model greenhouse mandiri ini bisa ditiru petani muda dengan biaya lebih murah, tapi hasil dan harga bersaing dengan smart greenhouse,” tuturnya.

“Jadi itu, kami mengharapkan, yang dipajang di super-supermarket atau minimarket yang ada di Kabupaten Bindara Saod ini, tidak mendatangkan dari luar, tapi langsung dari petani Sumenep sendiri, yang kualitasnya tidak kalah dengan daerah-daerah luar,” pungkas pimpinan Keraton Langit Corporation, Pasongsongan, Sumenep.***

Follow akun TikTok dimadura.id untuk update video berita terbaru.

Follow
Komentar
Bagikan:

Konten Iklan