NEWS DIMADURA, SUMENEP – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sumenep tengah mengeksplorasi teknologi desalinasi sebagai solusi alternatif untuk mengatasi krisis air, terutama saat musim kemarau ekstrem. Teknologi ini memungkinkan konversi air laut menjadi air tawar, namun tantangan utama dalam penerapannya adalah biaya operasional yang tinggi.
Direktur PDAM Sumenep, Febmi Noerdiansyah, S.Ap., menyampaikan bahwa pihaknya telah mengikuti berbagai sosialisasi dan pelatihan terkait desalinasi.
“Teknologi ini memang menjanjikan ketersediaan air yang melimpah, tetapi biaya operasionalnya cukup besar. Kami terus mengevaluasi agar solusi ini dapat diterapkan dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat,” terangnya.
Menurut Febmi, PDAM Sumenep telah menerima tawaran dari beberapa produsen teknologi desalinasi. Namun, harga jual air yang dihasilkan masih jauh di atas daya beli masyarakat.
“Saat ini, tarif air sebesar Rp3.800 per meter kubik atau setara dengan 1.000 liter. Dengan desalinasi, harga jualnya bisa meningkat drastis, sehingga perlu kajian lebih lanjut,” jelasnya.
Saat ini, PDAM Sumenep sedang melakukan evaluasi mendalam terkait tarif dan perhitungan biaya operasional. Kajian ini bertujuan untuk memastikan tarif yang diterapkan dapat menutup biaya operasional sekaligus tetap terjangkau bagi pelanggan.
Dalam proses evaluasi, Febmi menyebut bahwa proposal tarif yang diajukan kepada Bupati mengacu pada Surat Keputusan (SK) Gubernur, di mana terdapat angka acuan sebesar Rp4.600 untuk PNK Pahuwati.
Jika angka tersebut dihitung berdasarkan sistem abonemen 10 meter kubik—baik air digunakan atau tidak—maka total biaya mencapai Rp46.000.
“Biasanya tarif itu bertingkat. Saat ini, tarif abonemen untuk pemakaian 10 meter kubik berada di angka Rp38.000. Dari hasil analisa internal, jika tarif disesuaikan menjadi Rp43.000–Rp44.000, PDAM sudah dapat menutup biaya operasional dan memperoleh laba,” ungkapnya.
Kajian mengenai implementasi teknologi desalinasi di Sumenep ini menurutnya akan dibahas lebih lanjut dalam rapat internal. “Sebelum diputuskan langkah selanjutnya seperti apa?” pungkas Direktur PDAM Sumenep.***