LEMBAGA DIMADURA – Gelar Karya Etnomatematika yang digagas oleh dosen matakuliah, mahasiswa PGSD dan perpustakaan STKIP PGRI Sumenep mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan, Mohamad Fauzi.
Menurutnya, semua karya yang dihasilkan ini merupakan karya-karya luar biasa mahasiswa. Berbagai miniatur budaya khas Madura ditampilkan. Yang menarik menurut Fauzi, semua karya ini lahir dari matakuliah Konsep Dasar Matematika SD.
“Ini matematika dihubungkan dengan budaya yang ada di sekitar kita. Sangat hidup perkuliahan kalau seperti ini,” ungkap pria yang sangat menyukai warna merah ini, Jumat (13/12/2024).
“Karya yang dipresentasikan oleh mahasiswa bimbingan Ibu Ike Yuli Mestika Dewi ini benar-benar menggambarkan deep learning yang sebenarnya, sesuai dengan yang diharapkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah terkait kurikulum deep learning, karena matematika tidak hanya tentang angka dan rumus, tetapi juga bisa dikaitkan dengan kebudayaan,” imbuh dia lebih gamblang.
Lanjut Fauzi juga mengucapkan terima kasih kepada Perpustakaan STKIP PGRI Sumenep atas dukungannya dalam menyediakan fasilitas untuk acara ini.
Ia berharap acara serupa dapat dilanjutkan di tahun-tahun mendatang dengan tema seperti makanan tradisional. “Ini luar biasa. Ini baru deep learning,” pungkas Mohamad Fauzi.
Sementara itu, Iwan Kuswandi, Ketua Program Studi PGSD, juga memberikan ucapan selamat atas keberhasilan acara ini. Menurut Iwan, kegiatan seperti ini perlu terus digelar untuk memberikan apresiasi terhadap karya luar biasa mahasiswa.
“Semoga terus eksis dan menjadi agenda rutin berkesinambungan,” singkat Iwan Kuwandi.
Sekadar diketahui, kegiatan Gelar Karya Etno Matematika digelar selama satu bulan, mulai 11 Desember 2024 sampai 15 Januari 2025, bertempat di ruang Perpustakaan STKIP PGRI Sumenep.
Berbagai miniatur kebudayaan Madura ditampilkan dalam kegiatan ini, seperti Tong-Tong, Masjid Agung, Astah Tinggi, Labang Mesem, Masjid Laju, dan minatur lain yang ada hubungannya dengan matematika.***
