NEWS DIMADURA, SUMENEP–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura Jawa Timur, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, tengah menyusun rencana besar untuk mengantisipasi ancaman banjir di wilayahnya pada tahun 2025.
Langkah utama yang diambil adalah program penanaman pohon di kawasan hulu, sebagai upaya mitigasi bencana sekaligus memperbaiki daya serap air tanah.
Diketahui, beberapa terakhir banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Sumenep, dengan dampak lebih luas dibandingkan kejadian sebelumnya, pada Selasa (13/5/2025).
Genangan air tidak hanya terjadi di pusat kota, tetapi juga merambah ke kawasan permukiman padat penduduk.
Curah hujan tinggi dinilai sebagai pemicu utama, mempertegas perlunya intervensi struktural untuk mencegah kerusakan lebih parah di masa depan.
Kepala Bidang Tata Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumenep, Hasinuddin Firdaus, mengungkapkan akan menggandeng Perum Perhutani dalam pelaksanaan program penghijauan itu, mengingat lahan hulu yang masuk dalam pengelolaan badan usaha milik negara.
”Kami sudah berkoordinasi dengan Perhutani, termasuk menentukan lokasi penanaman,” jelas Firdaus, Kamis, (15/05/25).
Ia menjelaskan, lokasi prioritas berada di daerah hulu seperti Batuan dan Kasengan, yang selama ini rentan terhadap erosi dan aliran air permukaan.
Namun, implementasinya masih menunggu finalisasi kesiapan lahan dari Perhutani.
”Luasan dan titik pastinya akan disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang dikelola Perhutani,”tambahnya.
Firdaus menambahkan, DLH Sumenep berencana menggunakan bibit pohon keras seperti sukun dan mahoni, yang dikenal memiliki kemampuan penyerapan air optima.
”Pohon jenis ini dapat mempercepat infiltrasi air hujan ke dalam tanah, mengurangi aliran permukaan yang memicu banjir,”ujar Firdaus.
Menurutnya, program tersebut ditargetkan terealisasi pada 2025, dengan pengadaan bibit sebagai tahap awal.
Selain menekan risiko banjir, langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan jangka panjang.
Dengan langkah proaktif ini, Firdaus menegaskan sebagai upaya mengubah tantangan bencana menjadi momentum pembenahan tata kelola lingkungan yang lebih berkelanjutan.
”Target kami jelas, meminimalisir titik rawan banjir sekaligus memulihkan ekosistem daerah hulu,”tegas Firdaus. ***
Tekan Ancaman Banjir, DLH Sumenep Siapkan Strategi Penghijauan dari Daerah Hulu
