NEWS DIMADURA, SUMENEP – Dalam momen Hari Jadi Kabupaten Sumenep yang ke-755, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sumenep, Nyai Hj. Dewi Khalifah, atau yang akrab disapa Nyai Eva, menyampaikan lima poin penting yang menjadi fokus pemerintah daerah untuk membangun Sumenep secara berkelanjutan.
Mengusung tema pentahelix, Nyai Eva menegaskan pentingnya sinergi dari berbagai elemen masyarakat demi mempercepat kemajuan Kabupaten Sumenep, termasuk kolaborasi antara masyarakat, birokrasi, pelaku usaha, dunia pendidikan, dan media.
Dalam sambutannya, Nyai Eva menyampaikan bahwa konsep pentahelix akan membantu pembangunan di Kabupaten Sumenep melalui kerja sama dan keterpaduan berbagai sektor.
“Koordinasi dari berbagai elemen, mulai dari masyarakat, birokrasi, pelaku usaha, dunia pendidikan, dan media, akan mempercepat pembangunan di Kabupaten Sumenep. Dengan sinergi yang kuat, kita bisa mencapai tujuan pembangunan yang lebih cepat dan merata,” ungkapnya.
1. Menjaga Stabilitas dan Keamanan Menjelang Pilkada
Nyai Eva juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga stabilitas dan keamanan daerah menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Menurutnya, peralihan kepemimpinan harus menjadi momentum bersama untuk menjaga ketertiban di Kabupaten Sumenep.
“Pada masa transisi ini, mari kita jaga stabilitas dan keamanan bersama. Siapa pun yang terpilih nanti, kita harus menghargainya, karena itulah demokrasi,” katanya.
Ia berharap agar Pilkada di Kabupaten Sumenep dapat berlangsung aman, damai, dan tertib. “Kami berharap proses demokrasi ini tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga mendatangkan pemimpin yang benar-benar membawa kemajuan bagi Sumenep,” ujarnya penuh harap.
2. Mengentaskan Kemiskinan melalui Kolaborasi
Poin kedua yang disampaikan Nyai Eva adalah upaya menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep.
Ia mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan oleh pemerintah daerah, terutama terkait dengan pengentasan kemiskinan. Menurut Nyai Eva, kolaborasi dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah ini.
“Program-program pengentasan kemiskinan harus terus dijalankan, dan ini membutuhkan kebersamaan serta kolaborasi dari seluruh elemen,” paparnya.
3. Menghadapi Tantangan Pemuda di Era Modern
Momentum Hari Jadi Kabupaten Sumenep ini bertepatan dengan Peringatan Sumpah Pemuda ke-96. Nyai Eva menyoroti peran penting pemuda dalam membangun masa depan Kabupaten Sumenep, namun ia juga mengingatkan beberapa tantangan serius yang harus dihadapi pemuda di era modern ini, seperti bahaya narkoba.
“Para pemuda harus menjauhi narkoba, karena ini adalah ancaman besar bagi masa depan mereka. Narkoba bisa merusak potensi dan masa depan,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti peningkatan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan bullying yang sering melibatkan pasangan muda.
Nyai Eva mengingatkan para pemuda untuk mempertimbangkan kematangan sebelum menikah, demi mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
“Hindari pernikahan dini. Dalam membangun keluarga, dibutuhkan kematangan kepribadian agar bisa saling mendukung,” tuturnya.
4. Memaksimalkan Potensi Ekonomi Lokal
Sebagai wilayah dengan potensi ekonomi yang luar biasa, Nyai Eva berharap anak muda Sumenep dapat berperan lebih aktif dalam menciptakan lapangan kerja dan mengembangkan industri lokal.
Ia menyebut sektor pertanian, peternakan, dan pengolahan hasil laut sebagai peluang besar yang bisa dimaksimalkan oleh generasi muda untuk memajukan ekonomi daerah.
“Kabupaten Sumenep memiliki potensi besar di sektor-sektor ini. Saya berharap generasi muda dapat mencintai bidang pertanian, peternakan, dan pengolahan hasil laut, sehingga Sumenep bisa menghasilkan produk unggulan yang bisa bersaing, bahkan hingga ke tingkat internasional,” jelasnya.
5. Melestarikan Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia
Selain mendorong kemajuan di berbagai sektor, Nyai Eva juga menekankan pentingnya melestarikan bahasa Madura sebagai bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Ia pun melihat bahwa bahasa daerah dan nasional memiliki peran penting dalam membentuk identitas masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.
“Bahasa Madura perlu kita ajarkan sejak dini kepada anak-anak di lingkup keluarga dan masyarakat. Begitu juga bahasa Indonesia, kita harus mencintai dan menggunakan bahasa sesuai kaidah, bukan bahasa gaul atau campuran yang bisa merusak bahasa kita,” tegasnya.
Menurutnya, pembelajaran bahasa Madura harus dimulai dari lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan generasi muda tetap mengenal dan mencintai bahasa serta budayanya.
“Menjaga bahasa daerah dan bahasa nasional adalah bagian dari kecintaan kita terhadap budaya. Hal ini harus dimulai dari keluarga, kemudian lingkungan sekolah, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.
Melalui lima poin tersebut, Nyai Eva berharap Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-755 menjadi momentum untuk memperkuat komitmen dan peran seluruh elemen masyarakat dalam membangun Sumenep yang lebih baik.***