GHARDU, SAMPANG – Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat islam untuk melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya.
Selain itu, Masjid merupakan tempat yang sakral dan disucikan oleh umat islam, oleh karena kesakralannya tersebut Masjid di Madegan Sampang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan sumpah pocong.
Namun, asal muasal pelaksanaan sumpah pocong di Masjid Madegan Sampang tidak ada yang dapat memastikan awal mula terjadinya kapan. Akan tetapi hanya atas dasar dari tutur ke tutur yang beredar di kalangan masyarakat sekitar.
Masjid Madegan, yang terletak di Kelurahan Polagan, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, menjadi saksi tradisi unik yang penuh nuansa mistis, yaitu pelaksanaan sumpah pocong.
Ritual ini masih dijalankan hingga kini sebagai solusi terakhir untuk menyelesaikan perselisihan yang sulit dibuktikan kebenarannya.
Menurut cerita dari tutur ke tutur, sumpah pocong sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Meskipun tidak ada bukti konkret mengenai praktik ini, tapi di masa kerajaan, tradisi ini terus bertahan sebagai jalan pintas bagi pihak-pihak yang berselisih, terutama ketika jalur kekeluargaan maupun hukum menemui jalan buntu.
Adapun Prosedur dan Pelaksanaan Ritual
Pelaksanaan Sumpah Pocong di Masjid Madegan diawali dengan mediasi oleh Kepala Kelurahan Polagan. Kedua belah pihak yang berselisih harus menyetujui syarat-syarat berikut:
1. Sepakat secara tertulis untuk melakukan sumpah.
2. Membayar biaya pelaksanaan ritual.
3. Mendapat pengarahan mengenai konsekuensi dari sumpah palsu, yang dipercaya dapat mendatangkan bencana, seperti penyakit atau kematian.
Ritual ini dilakukan di dalam masjid. Orang yang mengangkat sumpah ditidurkan seperti jenazah, dibalut kain kafan, dan Al-Qur’an diletakkan di dadanya. Sumpah diucapkan dengan menyebut nama Allah dan dipimpin oleh Kyai tokoh yang dipercaya memimpin prosesi ini.
Setelah sumpah selesai, ritual dilanjutkan dengan penyembelihan dua ekor ayam yang bangkainya dilangkahi tujuh kali oleh pihak bersumpah.
Kemudian Prosesi diakhiri dengan mengelilingi pohon sawo di halaman masjid sebanyak tujuh kali sambil berdoa.
Konsekuensi Mistis yang Mengerikan
Kisah-kisah tragis menyertai sumpah pocong salah satunya adalah seorang remaja pria yang mengingkari tanggung jawab atas kehamilan kekasihnya. Setelah melakukan sumpah palsu, ia meninggal mendadak keesokan harinya. Kisah lainnya melibatkan seseorang yang sakit keras selama dua tahun hingga akhirnya wafat.
Masjid Madegan juga dikenal dengan mitos keampuhannya. Dibangun dengan bantuan kekuatan gaib dan dihuni oleh seorang pertapa, tempat ini dianggap sakral dan lebih manjur untuk pelaksanaan sumpah dibanding lokasi lain.
Refleksi Spiritual
Tradisi Sumpah Pocong di Masjid Madegan bukan sekadar ritual penyelesaian konflik, tetapi juga menjadi pengingat akan konsekuensi dari kejujuran dan kepatuhan kepada Allah SWT. Bagi umat beriman, segala kejadian adalah takdir Allah, baik musibah maupun kebahagiaan.
Sebagai manusia, kita hanya bisa memohon ampunan dan petunjuk-Nya untuk senantiasa berjalan di jalan yang benar. Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya.***