SumenepTomang

Jhâ’ Sampè’ Ngala’ Tompè Mowang Tompeng

Avatar Of Dimadura
611
×

Jhâ’ Sampè’ Ngala’ Tompè Mowang Tompeng

Sebarkan artikel ini
Ra Mamak Bersama Paslon Final Dalam Acara Doa Dan Tahlil Bersama Di Lapangan Ambunten Timur Minggu 17 November 2024 Istimewa For Dimadura
Ra Mamak bersama Paslon FINAL, dalam acara doa dan tahlil bersama di Lapangan Ambunten Timur, Minggu 17 November 2024 (Istimewa for dimadura)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP – Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk daerah Lubangsa, KH. Muhammad Salahuddin A. Warits mengajak pendukung pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati, KH. Ali Fikri dan KH. Muh. Unais Ali Hisyam (FINAL), untuk meneguhkan semangat perjuangan.

Pengasuh muda yang akrab dipanggil Ra Mamak itu mengingatkan pentingnya fokus pada tujuan utama pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Ja’ sampè’ ngala’ tompè, mowang tompeng (jangan sampai mengambil hal-hal kecil dan membuang hal-hal besar, red.),” pesan Ra Mamak dalam orasi politiknya di Lapangan Ambunten Timur, seusai doa dan tahlil bersama warga setempat, Minggu (17/11/2024).

Sebagai adik dari KH. Ali Fikri, ia menegaskan bahwa pilkada merupakan ikhtiar dan tirakat untuk melahirkan pemimpin yang benar-benar membawa aspirasi rakyat.

Ra Mamak juga mengingatkan bahwa perjuangan dalam pilkada bukan hanya soal kalah atau menang, tetapi bagaimana rakyat memilih dan memperjuangkan pilihan mereka.

“Mari kita jadikan ini benar-benar sebagai perjuangan. Sejelek-jeleknya kita kalah, kita kalah dari yang menang. Itu kebanggaan kalau kita bertarung,” ucapnya, membakar semangat pendukung paslon FINAL.

Doktor muda alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menambahkan bahwa kemenangan dalam pilkada adalah buah perjuangan yang disertai keikhlasan dan Ridho Allah SWT.

Menurut Ra Mamak, kemenangan sejati tidak hanya dilihat dari hasil akhir, tetapi dari keberanian memperjuangkan aspirasi tanpa tergoda oleh nafsu dan politik uang.

“Kita buktikan perjuangan ini tidak hanya sekadar untuk menang dan kalah. Tetapi dengan berjuang kita sudah menang. Karena kita telah memperjuangkan keinginan dan aspirasi kita. Karena di situ, kita menaklukkan nafsu, dan lebih-lebih materi (politik uang, red),” tandasnya.***

Gambar Ilustrasi Kolom Jenaka Bi Ibi Vs Bu Ibu
Kolom

OKARA, DIMADURA — Membaca kolom Mazdon yang berjudul “Bi-ibi: Hantu Bambu, Rasa Cemas dan Anak Layar” di postingan media ini sebelumnya, penulis kok jadi tertarik ingin nulis kolom serupa. Ada…