NEWS DIMADURA, SUMENEP–Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Sumenep, Jawa Timur, mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno-Deficiency Syndrome (AIDS) di Sumenep. Minggu, (10/11/2024).
Data menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga Oktober 2024, tercatat 73 penderita HIV/AIDS, dengan mayoritas kasus terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Sebelumnya, pada tahun 2023, jumlah penderita HIV di Sumenep mencapai 60 orang, meningkat dari 59 orang pada tahun 2022.
Peningkatan ini mendorong pemerintah setempat memperkuat langkah pencegahan dan penanganan.
Faktor-faktor penyebabnya diduga terkait dengan pergaulan bebas dan pola hidup yang tidak sehat.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Sumenep, Drg. Ellya Fardasah, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Syamsuri, menyatakan bahwa perawatan bagi penderita HIV/AIDS telah terintegrasi melalui kolaborasi berbagai fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit umum, rumah sakit swasta, dan puskesmas.
“Jika ada pasien yang terdiagnosis positif HIV melalui pemeriksaan laboratorium, mereka akan dirujuk ke fasilitas kesehatan sesuai domisili agar penanganan dapat berlangsung berkesinambungan,” ujarnya jum’at (08/11/24) saat ditemui di kantornya.
Menurutnya, selain penanganan bagi yang sudah terinfeksi, DKPPKB Sumenep juga melaksanakan pencegahan melalui skrining, termasuk pemeriksaan HIV bagi calon pengantin.
Langkah ini penting untuk memastikan pasangan dapat menjalani kehidupan rumah tangga dengan risiko penularan HIV yang lebih rendah.
“Kami juga melakukan skrining HIV bagi ibu hamil. Jika hasilnya positif, kami segera melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) untuk mengetahui sumber penularan dan memeriksa kesehatan suami,” tambahnya.
Pemeriksaan ini bertujuan mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi.
Syamsuri mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap gejala HIV, seperti batuk berkepanjangan yang sulit sembuh, demam naik turun, dan diare kronis.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, masyarakat disarankan segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit.
Ia juga menjelaskan di seluruh 30 puskesmas di Sumenep, tenaga kesehatan telah dibekali pengetahuan untuk mengenali tanda-tanda HIV dan siap melakukan pemeriksaan serta memberikan rujukan jika hasilnya positif.
“Pemeriksaan dan pengobatan HIV gratis bagi masyarakat, termasuk pengobatan lanjutan jika terbukti positif,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa setiap penderita HIV akan mendapatkan pengobatan tanpa diskriminasi.
Penderita HIV bisa menjalani pengobatan di puskesmas atau rumah sakit tanpa biaya, sebagai bagian dari komitmen pemerintah menangani HIV/AIDS dengan pendekatan yang manusiawi dan profesional.
“Kami harap, melalui kolaborasi dan dukungan masyarakat, penanganan serta pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Sumenep dapat berjalan lebih efektif,” tutupnya.***
Thank you for another informative web site. The place else could I am getting that kind of info written in such a perfect manner? I have a project that I am simply now working on, and I’ve been at the glance out for such info.