LEGENDA, SAMPANG – Sebuah kisah menakjubkan mengiringi asal-usul nama Kampung Banyubanger, sebuah wilayah yang kini berada di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura.
Di balik nama unik ini, tersimpan legenda yang memadukan cinta, ramalan, dan keajaiban alam.
Alkisah, Jokotole dan istrinya, Dewi Ratnadi, melakukan perjalanan dari Omben menuju arah selatan dengan menempuh jarak sekitar 10 kilometer.
Setelah beberapa hari berjalan, mereka tiba di sebuah pesisir pantai. Dalam kondisi lelah dan cuaca panas, Dewi Ratnadi merasa sangat haus.
Jokotole pun bergegas mencari air dan menjumpai seorang perempuan yang sedang membatik. Ia memohon air untuk istrinya.
Namun sayangnya, air yang diberikan adalah air bekas olahan batik keruh dan berbau. Meski begitu, karena rasa haus yang tak tertahankan, Dewi Ratnadi tetap meminta air itu sambil berkata, “Banyu,” yang berarti air.
Begitu mencium bau tak sedap dari air tersebut, Jokotole spontan berkata, “Banger,” sebagai ungkapan kecewa. Ia lalu menambahkan, “Kelak di tempat ini akan muncul mata air yang baunya tidak sedap atau banger,” Kalimat yang terucap secara spontan itu ternyata menjadi ramalan yang kelak terbukti kebenarannya.
Kata-kata itu kemudian terbukti. Di lokasi tersebut kini benar-benar ditemukan mata air yang berbau menyengat, mengandung zat seperti belerang.
Anehnya, meski berbau, air tersebut diyakini sebagian masyarakat memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit kulit dan pegal linu.
Sejak saat itulah, tempat tersebut dikenal dengan nama Banyubanger, gabungan kata banyu (air) dan banger (bau tak sedap), sebagai pengingat kisah cinta, ujian, dan ramalan yang menjadi nyata.***