SampangTomang

Wabah PMK Reda di Sampang, Harga Sapi Berangsur Pulih

Avatar Of Dimadura
335
×

Wabah PMK Reda di Sampang, Harga Sapi Berangsur Pulih

Sebarkan artikel ini
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan (Disperta-Kp) Sampang, Arif Rahman Hakim Saat Ditemui Di Ruang Kerjanya (Foto: Mas Zen For Dimadura.id)
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Sampang, Arif Rahman Hakim saat ditemui di ruang kerjanya (foto: Mas Zen for dimadura.id)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SAMPANG – Kabar baik datang bagi para peternak dan pedagang sapi di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Pasalnya, Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat menghantui mereka kini telah mereda. Kondisi ini terlihat dari tidak adanya laporan baru dari warga terkait kasus penyakit tersebut.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Sampang, Arif Rahman Hakim, memastikan bahwa hingga saat ini, pihaknya tidak menerima laporan adanya sapi yang terjangkit PMK.

“Kalau memang masih ada, pasti sudah ada laporan dari warga atau pedagang sapi. Tapi sampai sekarang, kami tidak menerima keluhan baru,” ujarnya, Senin (17/03/2025).

Seiring dengan meredanya wabah, harga sapi yang sebelumnya anjlok kini mulai kembali ke angka normal. Arif mengungkapkan bahwa kondisi pasar menunjukkan tren positif, di mana harga sapi yang sempat jatuh kini telah naik kembali.

“Alhamdulillah, karena penyakitnya sudah tidak ada, harga sapi juga sudah stabil lagi,” jelasnya.

Siam, salah satu pedagang sapi dari Kecamatan Kedungdung, turut membenarkan bahwa harga sapi kini kembali tinggi dibanding beberapa bulan lalu.

“Kalau dulu sapi besar bahkan cuma laku Rp 6 jutaan, sekarang yang siap untuk hajatan bisa tembus Rp 12 juta sampai Rp 13 juta,” ungkapnya.

Kondisi ini tentu menjadi angin segar bagi para peternak dan pedagang yang sebelumnya mengalami kerugian besar akibat wabah PMK. Dengan harga yang kembali stabil, mereka bisa kembali berusaha tanpa rasa khawatir.***