ACAKARBÂ
KOSAKATA, DIMADURA – Di keseharian masyarakat Madura, ada banyak kata atau bunyi bahasa yang mencerminan watak dan nilai hidup orang Madura. Salah satunya adalah “Acakarbâ”, sebuah kata sederhana yang menyimpan makna sosial mendalam.
Acakarbâ adalah kosakata bahasa Madura yang diucapkan bukan melulu untuk menunjukkan kondisi sibuk atau kerja keras seseorang. Lebih dari itu, istilah acakarbâ boleh dibilang adalah tentang rasa tanggung jawab, keikhlasan, dan harga diri di tengah budaya gotong royong.
Makna dan Nuansa
Ya, “acakarbâ” adalah kosakata bahasa Madura yang menggambarkan kerja aktif seseorang di tengah keramaian yang bersifat sèmo, yaitu acara penting di mana akhlak seseorang dituntut mengedepankan tata krama berdasarkan tradisi setempat.
Dengan kata lain, acakarbâ adalah sikap seseorang atau bahkan semua orang, yang sedang bekerja membantu tuan rumah, mengerjakan segala sesuatu dengan tulus, tanpa kenal lelah dan, tanpa peduli apa kata orang tentang dirinya.
Kosakata ini dapat diistilahkan untuk menggambarkan suasana sibuk dan guyub satu acara. Setiap orang tampak berjibaku, saling bantu, berlari kecil, berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, semua demi suksesnya acara bersama.
Contoh Okara (Kalimat) dalam Bahasa Madura
“Tèmpo ghâbâyyâ Man Saterrak, bannya’ ongghu orèng nolongè, acakarbâ ongghu sèngko’ bân Addol. Kadhâri khoso’na, dhâlâ paḍâna sè kopok orèng sè alalakon. Èbâs-abâs, bâ’na iya kèya, acakarbâ ongghu, èyolok li-bâliyân moso sèngko’ ta’ dhuli ngèḍing, ta’ dhuli nyaot. Bhârenteng ongghuwân! Nolongè ongghuwân!”
Artinya:
Di (waktu) gawenya Man Saterrak, banyak bener orang membantu; sibuk bener aku dan Addol. Saking khusyuknya, sampai seolah-olah tuli orang yang bekerja. Dilihat-lihat, kamu juga iya, bekerja sungguh (sibuk), dipanggil berkali-kali olehku nggak cepat denger, nggak lekas menyahut. Fokus beneran! Bantu (menolong kerja tuan rumah) beneran!
Contoh kalimat ini menggambarkan suasana khas gawe di kampung: hiruk-pikuk tapi penuh tawa, kerja keras tapi ringan hati. Di tengah kesibukan itu, setiap orang menjadi bagian dari harmoni sosial yang dijaga turun-temurun.
Sikap dan Etos
Untuk menggambarkan keadaan satu orang yang acakarbâ di antara orang-orang lainnya yang juga ikut membantu, dapat dideskripsikan sebagaimana kalimat bahasa Madura berikut:
“Maksodda, tèmpo bâḍâ rèpot, bâḍâ ghâbây, orèng jârèya alalakon ongghuwân, ghâtè, kabbhi èkalako, ḍimma bâḍâ kalakowan sè ta’ marè, èpatontas ta’ lè-tolèyan; ta’ ken-rèkennan bân sè laèn.”
Maksudnya:
Saat ada repot (gawe), orang itu kerja beneran, giat, semua dikerjakan, di mana ada pekerjaan yang tak rampung, ia tuntaskan tanpa toleh ke sana-kemari — tidak perhitungan dengan yang lain.
“Acakarbâ” adalah roh gotong royong Madura yang hidup di setiap momentum kebersamaan. Menggambarkan kerja yang tulus: kerja tanpa pamrih; kerja yang dilakukan bukan untuk dipuji, tapi demi menjaga harkat dan martabat keluarga dan tradisi etik masyarakat setempat. Sopan santun, anḍhep asor.
Di tengah dunia yang makin individualistis, acakarbâ seolah mengingatkan kita, bahwa setiap tangan yang bekerja dengan hati, tersimpan nilai luhur tentang keikhlasan dan persaudaraan.
Di Madura, orang bekerja bukan semata demi menyelesaikan tugas, lebih dari itu, adalah demi menjaga marwah dan kehormatan.
Acakarbâ 😃
Salam sèttong ḍârâ, Madhurâ!
Follow akun TikTok dimadura.id untuk update video berita terbaru.
Follow







