SumenepTomang

DKPPKB Sumenep Gencar Edukasi dan Pencegahan HIV/AIDS untuk Kurangi Stigma Masyarakat

Avatar Of Ari Si
518
×

DKPPKB Sumenep Gencar Edukasi dan Pencegahan HIV/AIDS untuk Kurangi Stigma Masyarakat

Sebarkan artikel ini
1000331011
Ilustrasi HIV / AIDS (istimewa for dimadura).

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Sumenep, Madura, Jawa Timur terus mengupayakan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno-Deficiency Syndrome (AIDS) dimasyarakat. Minggu (10/12/2024).

Hal tersebut dengan tujuan untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap para penderita HIV/AIDS.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Harga Booking Di Myze Hotel
Contact Me at: 082333811209

Selain itu, pentingnya menjaga kerahasiaan identitas pasien demi mencegah ketakutan dan salah paham di masyarakat.

Hal ini didasarkan pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, dan Pasal 16 Kode Etik Kedokteran Indonesia tahun 2012.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Sumenep, Drg. Ellya Fardasah, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Syamsuri, mengatakan bahwa identitas pasien HIV/AIDS harus dirahasiakan, bahkan hingga alamat atau desa tempat tinggal mereka, untuk melindungi pasien dari potensi diskriminasi.

“Kami khawatir, jika masyarakat mengetahui identitas penderita, mereka bisa dikucilkan. Padahal, pendidikan terkait HIV/AIDS menekankan bahwa penderita tidak boleh dijauhi,” jelasnya. Jum’at (10/11/2024).

Lebih lanjut, ia menjelaskan mengenai metode penularan penyakit ini, yang sering kali disalahpahami masyarakat.

Penularan HIV utamanya terjadi melalui hubungan seksual berisiko, seperti berganti-ganti pasangan, serta melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril.

Ia menekankan bahwa HIV tidak menular hanya dengan berinteraksi biasa, seperti berbincang atau berkumpul bersama.

“Jika hanya sekedar nongkrong atau ngopi bersama, itu tidak akan menularkan HIV. Masyarakat perlu meluruskan persepsi ini agar tidak terjadi diskriminasi,” tambahnya.

Untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS, Syamsuri mengungkapkan DKPPKB Sumenep melalui tim Promosi Kesehatan (Promkes) bekerja sama dengan Puskesmas dan instansi pendidikan melakukan sosialisasi di berbagai lapisan masyarakat.

Kegiatan sosialisasi dilakukan di sekolah-sekolah tingkat SMP hingga SMA, serta di balai desa dan kecamatan.

“Kami melakukan sosialisasi dan edukasi terkait risiko pergaulan bebas yang menjadi faktor utama penyebaran HIV/AIDS,” ungkapnya.

Selain itu, Syamsuri juga mengimbau peran aktif media dalam menyebarkan informasi yang benar mengenai HIV/AIDS agar masyarakat bisa menerima penderita HIV/AIDS tanpa stigma atau diskriminasi.

“Kita harus tetap merangkul mereka, memberikan semangat hidup, agar mereka tidak merasa terkucilkan atau tertekan dengan kondisi mereka,” tambahnya.

Ia juga meminta agar masyarakat tidak mengucilkan anggota keluarga atau tetangga yang mengidap HIV/AIDS, terutama anak-anak, agar mereka dapat menjalani kehidupan dengan normal tanpa harus mengalami perundungan atau dikucilkan di lingkungan sosial maupun sekolah.

“Jangan sampai ada yang merasa tertekan karena diperlakukan berbeda. Mereka membutuhkan dukungan dan semangat dari kita semua untuk menjalani hidup,” tutupnya.***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *