NEWS SUMENEP – Pernyataan mantan Bupati Sumenep, KH Moh. Ramdlan Siraj, baru-baru ini diduga blunder dan memicu kontroversi banyak pihak.
Dalam wawancaranya dengan sejumlah media, Kamis (29/8), ia secara terbuka menyatakan dukungannya kepada pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo dan KH Imam Hasyim, meskipun dirinya mengakui bahwa kepemimpinan Fauzi tidak sempurna.
Ramdlan, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam di Bluto, menyatakan bahwa dirinya mendukung Fauzi bukan karena faktor personal, melainkan karena alasan yang mengarah pada harapan agar Fauzi bisa memperbaiki kekurangannya di masa lalu.
“Tidak ada yang sempurna, makanya kepada saudara Achmad Fauzi, untuk lebih menyempurnakan, meningkatkan kinerja dan program, itu harapan kami,” tuturnya kepada sejumlah wartawan, usai mengantarkan paslon Fauzi-Imam ke KPU Kabupaten Sumenep.
Pernyataan tersebut menimbulkan tanda tanya besar. Sebab di satu sisi, ia mengakui bahwa kepemimpinan Fauzi belum sempurna, dan di sisi lain, Kiai Ramdlan seolah membuka pintu bagi kritik terhadap pilihannya yang mendukung kembali Fauzi untuk memimpin Sumenep.
Statemennya sebagai mantan bupati Sumenep dua periode semakin diperkeruh ketika ia mengklaim bahwa dirinya berbicara atas nama seluruh masyarakat Sumenep.
“Walaupun tidak ada yang memberikan mandat, tapi saya kan mantan bupati, jadi saya merasa mewakili dari seluruh masyarakat Kabupaten Sumenep agar jangan pernah ragu,” katanya.
Pernyataan Kiai Ramdlan selanjutnya juga seolah sengaja ingin menciptakan keraguan di kalangan publik mengenai kejelasan alasan di balik dukungannya.
Ketika ditanya mengenai kedekatan keluarganya dengan calon penantang dari pihak keluarga sendiri, yakni Mas Kiai Ali Fikri dan Kiai Unais, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak mempengaruhi keputusannya mendukung pasangan FAHAM.
“Kalau masalah itu, Kiai Imam ini masih sepupu dengan saya, sama dengan calon kompetitor gitu ya, di sana juga sepupu,” ujarnya.
Kiai Ramdlan kembali menegaskan bahwa dirinya memang sudah dari awal menyatakan diri sebagai pendukung Achmad Fauzi Wongsojudo dan KH Imam Hasyim.
“Jadi bukan karena sepupu atau siapa, tapi lebih karena harapan, mudah-mudahan harapan yang saya sampaikan di atas itu bisa diwujudkan oleh saudara Fauzi bahwa tidak ada yang sempurna, makanya saya memberikan kesempatan untuk menyempurnakan yang belum sempurna,” pungkas mantan bupati Sumenep tahun 2000 hingga 2010.***