MancaSastraTomang

Puisi Aku Chairil Anwar Terpampang di Stasiun Seoul Bersama 26 Negara Lain, Ini Lokasi dan Maknanya!

Avatar Of Dimadura
491
×

Puisi Aku Chairil Anwar Terpampang di Stasiun Seoul Bersama 26 Negara Lain, Ini Lokasi dan Maknanya!

Sebarkan artikel ini
Kolase Foto Teks Puisi Aku Chairil Anwar Di Stasiun Bawah Tanah, Seoul, Korea Selatan (Sumber: Ig @Withshout.media/Doc. Dimadura)
Kolase Foto Teks Puisi Aku Chairil Anwar di Stasiun Bawah Tanah, Seoul, Korea Selatan (Sumber: IG @withshout.media/Doc. Dimadura)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS MANCA, DIMADURA – Jika Paramaos kebetulan berkunjung ke stasiun kereta bawah tanah di Kota Seoul, Korea Selatan, ada satu pemandangan yang mungkin menarik perhatian—terutama bagi warga Indonesia. Sebuah puisi legendaris karya sastrawan besar tanah air, Chairil Anwar, “Aku”, kini terpampang di Stasiun Yeouido dan Stasiun Gangnam, berdampingan dengan puisi dari 26 negara lainnya.

Puisi berjudul Aku itu menjadi bagian dari Program Puisi Multinasional yang digagas oleh Pemerintah Kota Seoul sejak 2008. Program ini menghadirkan puisi dari berbagai negara, termasuk Indonesia, sebagai bentuk pertukaran budaya.

Selain Indonesia, sebanyak 26 negara lainnya turut serta, seperti Inggris, Vietnam, hingga Mongolia. Kehadiran puisi Aku di ruang publik Seoul ini bukan sekadar estetika, tetapi juga membawa makna mendalam tentang identitas, perjuangan, dan kebebasan.

Kuasa Usaha Ad-interim (KUAI) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Zelda Wulan Kartika, menyebut pemajangan puisi Aku merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Seoul dan KBRI.

“Oleh karena itu, kami ingin memperkenalkan bahasa Indonesia melalui puisi kepada masyarakat Korea. Ide inovatif ini sejalan dengan misi kami untuk memperkuat hubungan bilateral, khususnya dalam mempromosikan pertukaran budaya antara Indonesia dan Korea,” kata Zelda dalam tayangan YouTube Arirang TV We Are Diplomats, sebagaimana dilansir detikEdu (8/3) dan dikutip dimadura.id, Minggu 9 Maret 2025.

Puisi “Aku” dalam Dua Versi Bahasa

Puisi Aku ditampilkan dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Lokasinya berada di Stasiun Yeouido Jalur 5 Peron 8-2 dan 8-3, serta Stasiun Gangnam Jalur 2 Peron 3-3 dan 3-4.

Saat ditanya alasan pemilihan puisi Aku, Zelda menyebut bahwa karya Chairil Anwar itu memiliki semangat besar dan menegaskan identitas seseorang dalam menghadapi tantangan hidup.

Aku adalah sebuah deklarasi yang kuat akan jati diri, perlawanan, dan ketahanan. Puisi ini mewujudkan semangat mengejar kebebasan individu serta membangun tekad untuk hidup secara autentik,” katanya.

Lebih lanjut, Zelda menegaskan bahwa Chairil Anwar adalah tokoh besar dalam sejarah sastra dan perjuangan Indonesia.

“Chairil Anwar bukan hanya seorang penyair, tetapi juga simbol budaya dan sejarah. Ia dihormati oleh semua generasi di Indonesia sebagai bapak puisi modern dan ikon perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan,” tambahnya.

Puisi “Aku” Karya Chairil Anwar

Berikut isi lengkap puisi Aku yang kini terpajang di stasiun kereta bawah tanah Seoul, Korea Selatan:

Aku
Karya Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang’kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

Keberadaan puisi “Aku” karya Chairil Anwar di ruang publik Korea Selatan ini menjadi bukti bahwa sastra Indonesia mendapatkan apresiasi di kancah internasional.***