SumenepTomang

Sinergi Pentahelix Dorong Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas Sumenep

Avatar Of Dimadura
801
×

Sinergi Pentahelix Dorong Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas Sumenep

Sebarkan artikel ini
Sinergi Pentahelix: Lokakarya Disbudporapar Bersama Uht Surabaya, Hapi, Dan Pokdarwis, Bahas Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas Sumenep
SINERGI PENTAHELIX: Lokakarya Disbudporapar Bersama UHT Surabaya, HAPI, dan Pokdarwis, Bahas Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas Sumenep di aula Kantor Bappeda, Jumat 20 September 2024 (Foto: Slamet for dimadura)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP – Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, bekerja sama dengan Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya, menggelar lokakarya bertajuk “Sinergi Pentahelix dalam Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas Sumenep” di Aula Kantor Bappeda Sumenep, Jumat 20 September 2024.

Lokakarya tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Kadisbudporapar Sumenep Mohamad Iksan, Kabid Pariwisata Andre Dzulkarnaen, Tenaga Ahli Bidang Pariwisata Bupati Sumenep, Sugeng Hariyadi, dan Guru Besar Kebijakan Publik UHT Prof. Dr. Agus Subianto.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Pasang Iklan Bisnis Dimadura
PASANG BANNER, HUBUNGI KAMI: 082333811209

Turut diundang, perwakilan Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPI), Prof. Dr. Ninis Trisyani, Ketua Tim Peneliti Dr. M. Husni Tamrin dan 50 peserta perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari berbagai wilayah di Sumenep.

Konsep ekowisata menjadi sorotan utama dalam upaya memberdayakan masyarakat lokal di Sumenep untuk melawan kemiskinan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Menurut Kadis Mohammad Iksan, pengembangan dunia pariwisata desa penting digerakkan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. “Karena keberadaan wisata itu memberi peluang terhadap pemberdayaan ekonomi,” katanya.

Pulau Segitiga Emas, yang mencakup Gili Iyang, Gili Labak, dan Gili Genting, dinilai memiliki potensi ekowisata yang unik berkat kekayaan alam dan budaya lokalnya.

Namun, tantangan seperti kurangnya pemahaman tentang konservasi lingkungan dan regulasi di tingkat lokal masih menghambat pengembangan yang optimal.

“Meskipun telah terlibat dalam melestarikan warisan budaya, masih terdapat tantangan dalam pemahaman konservasi lingkungan,” ungkapnya.

Untuk itu, sejumlah rekomendasi kebijakan diperlukan guna memastikan ekowisata di Pulau Segitiga Emas dapat berkembang secara berkelanjutan.

Kadis Mohamad Iksan menegaskan, kesuksesan ini tidak akan pernah tercapai tanpa kolaborasi berbagai pihak. “Pemerintah, masyarakat, pihak swasta, dan seluruh elemen, demi mencapai pembangunan pariwisata yang seimbang dan berkelanjutan,” sebut dia.

Ketua Tim Peneliti, Dr. M. Husni Tamrin, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan potensi wisata di wilayah ini.

“Kolaborasi dan atau sinergi antara pemerintah dan stakeholder kabupaten setempat sangat diperlukan guna mengembangkan wisata di Sumenep,” ujarnya.

Penelitian yang dilakukan dalam proyek ini menggunakan pendekatan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Zone Management) dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk memahami potensi dan tantangan yang ada di Pulau Segitiga Emas.

“Harapannya, kolaborasi kedua metode tersebut dapat memberikan hasil yang komprehensif mengenai keterkinian Pulau Segitiga Emas, utamanya untuk mendukung keberlanjutan pariwisata yang ada,” pungkas Tamrin.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *