Tiga Puisi M Firdaus Hamzani: Akhir Ramadan 2025
Tetes Langit di Penghujung Ramadan 2025
Rintik-rintik doa jatuh dari langit
menyapu debu yang bersemayam di dada
seperti malam yang lirih menyambut fajar
menjaga janji-janji yang belum terpenuhi
Di penghujung Ramadan,
selembar waktu bergetar di angin subuh
bertanya pada hati yang sunyi:
Sudahkah aku tiba pada keikhlasan?
Sejenak, suara tasbih merambat ke langit
menemui takdir yang telah menanti
dan ketika azan kemenangan bergema
sebuah harapan mengalun—tetap suci, tetap rindu
Pukul 13.23 WIB Akhir Ramadan 2025
Langit di atas mihrab membisu
angin merayap di sela-sela sajadah
menyentuh dahi yang bersujud
pada waktu yang semakin pudar
Di sudut masjid, seorang lelaki
menghitung detik-detik yang tersisa
seakan ingin menggenggam Ramadan
menyimpannya di dada selamanya
Pukul 13.23 WIB, waktu berhenti sejenak
sebelum lengking takbir membelah udara
dan manusia kembali terlempar ke dunia
membawa cahaya atau kembali gelap
Airmata Ramadan 2025
Ramadan mengemas diri dalam senja terakhir
meninggalkan jejak-jejak rindu di ubun-ubun
tangis jatuh di antara tasbih yang berputar
mengiringi perjalanan menuju Syawal
Airmata ini bukan duka
melainkan cinta yang enggan berpisah
seperti bulan yang berpaling perlahan
namun cahayanya tetap tinggal di hati
Wahai Ramadan,
di pelukanmu aku mengenal rindu
dan di kepergianmu aku mengerti
betapa fana dunia tanpa cahayaMu
Follow akun TikTok dimadura.id untuk update video berita terbaru.
Follow




![12 Contoh Rora Bhâsa Madhurâ [Arsip Dimadura]](https://dimadura.id/wp-content/uploads/2023/10/12-Contoh-Rora-Bhasa-Madhura-Arsip-Dimadura.png)


