dimadura
Beranda Tomang Sumenep Hari Kesaktian Pancasila 2025, Kades Basoka Ajak Warga Hidupkan Nilai Pancasila di Desa

Hari Kesaktian Pancasila 2025, Kades Basoka Ajak Warga Hidupkan Nilai Pancasila di Desa

Foto: Kepala Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Ach. Suhdi, (Istimewa/Doc. Dimadura).

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP–Kepala Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Ach. Suhdi, menyambut Hari Kesaktian Pancasila (1/10/2025), sebagai momentum untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di desa.

‎Suhdi menegaskan, semangat Pancasila bukan hanya milik para pemimpin di pusat atau kota besar, tetapi juga harus dijaga di ruang-ruang kecil kehidupan masyarakat pedesaan.

‎Menurut dia, kultur gotong royong yang masih kuat di desa pada dasarnya sudah mencerminkan nilai-nilai Pancasila, meski sering kali tidak disadari.

‎“Kesaktian Pancasila itu nyata dalam keseharian kita. Di desa, orang saling membantu ketika ada warga yang sakit, hajatan, atau sedang kesulitan ekonomi. Itu cermin sila kemanusiaan dan persatuan yang perlu terus kita rawat,” ujar Kedes Muda itu.

‎Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi masyarakat desa, khususnya generasi muda, yang kini akrab dengan gawai dan media sosial.

‎Arus informasi yang begitu deras, menurutnya, kerap membawa potensi polarisasi dan perpecahan.

‎“Tugas kita di desa adalah mendampingi anak-anak muda agar tidak mudah terpengaruh berita bohong atau ujaran kebencian. Nilai Pancasila harus diajarkan bukan hanya di sekolah, tetapi juga dalam keluarga dan lingkungan,” kata Suhdi.

‎Sebagai bentuk nyata, dia menegaskan, Pemerintah Desa Basoka mendorong berbagai kegiatan kepemudaan, mulai dari dialog kebangsaan, pelatihan literasi digital, hingga penguatan organisasi pemuda, agar generasi muda tetap berpegang pada semangat persatuan.

‎Suhdi menambahkan, implementasi Pancasila juga harus tercermin dalam pembangunan desa.

‎Prinsip musyawarah, gotong royong, dan keadilan sosial, menurutnya, menjadi dasar dalam mengelola setiap program pemerintah desa.

‎“Kalau kita hanya membangun jalan atau jembatan tanpa semangat kebersamaan, itu tidak cukup. Musyawarah desa, partisipasi masyarakat, hingga perhatian pada kelompok lemah, itu semua bagian dari mengamalkan Pancasila,” tuturnya.

‎Suhdi pun mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan Pancasila sekadar simbol yang dihafalkan, melainkan pedoman dalam bertindak.

‎“Kalau kita semua mengamalkan Pancasila, maka desa akan kuat, bangsa juga akan kokoh. Itu makna kesaktian yang harus kita jaga bersama,” pungkasnya.***

Follow akun TikTok dimadura.id untuk update video berita terbaru.

Follow
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Konten Iklan