NEWS DIMADURA, SUMENEP – Rekrutmen Perawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Sumekar, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, diduga menjadi ajang manipulasi. Hal itu diungkapkan salah satu calon pelamar, Fahira, warga asal Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, Minggu (5/1/2025).
Fahira menyatakan bahwa dirinya mengalami perlakuan tidak transparan dari pihak RSU Sumekar yang beralamat di Jl. Arya Wiraraja No.99, Manggeling, Lingkar Timur, Kec. Kota Sumenep, Jawa Timur (69417).
Fahira menceritakan bahwa awalnya ia menerima pesan dan panggilan WhatsApp dari pihak rumah sakit yang menyatakan bahwa dirinya dinyatakan lulus seleksi dengan syarat membawa ijazah asli ke RSU Sumekar.
Namun, ketika ia memenuhi panggilan tersebut, dan membawa dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud, Fahira dinyatakan tidak lulus dengan alasan adanya kesalahan informasi.
“Saya mendapatkan pesan dan panggilan WhatsApp dari RSU Sumekar yang menyatakan saya lulus dengan syarat membawa ijazah asli,” akunya.
“Namun, ketika saya datang ke rumah sakit dan menyerahkan dokumen yang diminta, saya malah dinyatakan tidak lulus. Alasannya karena adanya kesalahan informasi,” imbuhnya.
Kasus ini menarik perhatian salah satu aktivis Sumenep, Moh. Syauqi. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan mengawal kasus ini secara menyeluruh guna memastikan tidak adanya manipulasi dalam pelaksanaan rekrutmen perawat di RSU Sumekar.
Menurut Syauqi, jika proses rekrutmen tenaga kesehatan saja sudah diduga tidak transparan, maka aspek lain, seperti izin operasional dan analisis dampak lingkungan (AMDAL) RSU Sumekar, juga patut dicurigai.
“Apabila rekrutmen perawat sudah diwarnai dengan indikasi manipulasi, maka besar kemungkinan izin operasional, AMDAL, dan izin lainnya di RSU Sumekar diperoleh dengan cara yang tidak sesuai aturan. Kami berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini,” tegas pria yang saat ini menjabat Ketua BEM Sumenep.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, pihak RSU Sumekar belum memberikan keterangan resmi. Beberapa kali dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, yang bersangkutan masih belum merespons.***