Salah satu anugerah Allah yang diberikan kepada manusia yang sangat berharga adalah waktu. Betapa pentingnya waktu, Allah menyinggung dalam al- Quran yaitu surat al-Asr yang berbunyi:
“Demi masa manusia penuh kerugian, kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah dan melakukan amal perbuatan baik”.
Ada juga ungkapan ungkapan bijak yang menyinggung betapa pentingnya waktu, ini mashur kita dengara “waktu adalah pedang, barang siapa yang tidak lihai dalam menggunakan pedang tersebut, maka dia akan terhunus sendiri oleh pedangnya”. Sedang orang barat juga mengatakan bahwa “waktu adalah uang”.
BACA JUGA:
- Profil Abdul Hadi WM, Latar Belakang Keluarga, Pendidikan, Karir dan Karya
- 20 Poster Kata-kata Inspiratif Tokoh Dunia dalam Bahasa Madura
Komitmen seseorang dalam melakukan apapun saja dapat dilihat salah satunhya adalah dari seberapa maksimal dia menggunakan waktu dalam hidupnya. Jika orang sudah banyak menyia-nyiakan waktu maka bisa dipastikan orang itu akan jatuh pada kegagalan. Menggunakan waktu sebaik munkin dimulai dari hal yang dasar yaitu tepat waktu dalam memulai aktifitas belajar, tidak terlambat masuk kelas, tidak terlambat dalam mengerjakan tugas dan lain sebagainya, ini jika digunakan di wilayah dunia pendidikan.
Memanfaatkan waktu sebaik munkin, tidak semua orang dapat melakukannya. Hanya mereka yang mempunya kesadaran penuh akan pentingnya memanfaatkan waktu, mereka yang benar-benar serius memanfaatkan waktu. Dalam hal ini penting untuk mengambil ibroh dari diperintahkan ibadah sholat oleh Allah, anjuran sholat sangat erat hubungannya dengan waktu. Mashur dalil tentang sholat adalah sebagaimana berikut“sholatlah pada waktunya” atau “sholat diawal waktu mempunyai faidah yang banyak”, ini menunjukkan betapa pentingnya waktu kita gunaka semaksimal munkin. Waktu itu akan berjalan dan tidak akan kembali lagi. Semenit saja kita lewatkan tidak untuk hal hal kebaikan, maka satu menit itu tidak akan terulang lagi, waktu akan terus berjalan tanpa kompromi.
BACA JUGA: 5 Contoh Puisi Bahasa Madura
Ada hadis nabi yang sangat memotifasi kita untuk menjadikan waktu kita berharga yaitu yang berbunyi “Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum datang lima (kedaan), yaitu mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu”. (HR AL Hakim di dalam al mustadrok).
Diantara kata bijak juga disampaikan tokoh sufi terkenal yaitu al-Hasan al Bashri, beliau berkata “wahai anak adam…engkau hanyalah hari-hari yang dikumpulkan. Setiap satu hari pergi, sebagian dirimu juga pergi”. (jami’ul ulum wa al hikam, 2/382).
Waktu adalah salah satu anugerah allah yang sangat berharga bagi kita. Sehingga penting bahkan wajib bagi kita mensyukuri nikmat waktu ini dengan mengisi berbagai pekerjaan yang positif, missal ibadah sholat, berzdikir, melakukan kegiatan social kemasyarakatan, tolong menolong dalam kebaikan, berkerja sesuai dengan pekerjaan kita masing-masing, atau juga waktu sangat berguna untuk diisi dengan menulis, menulis apapun saja yang nantinya bisa dibaca oleh orang lain dan orang lain dapat mengambi ilmu dari tulisan kita.
Dalam tulisan yang sangat sederhana ini penulis akan mengurai jejak ulama’salaf dalam menggunakan waktu untuk menulis diantaranya adalah:
Pertama, Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath Thobari Rahimhullah, dia adalah penulis tafsir yang sangat mashur, yaitu tafsir at thabari. Beliau orang yang sangat mengagumkan. Sendainnya kertas kertas yang beliau tulis dibagi umur beliau semenjak lahir, didapati bahwa beliau menulis setiap harinya 60 lembar atau lebih! Ini adalah perkara yang sangat menakjubkan. (Ma’alim Fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal 88, karya Sekh Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah As-Sudhan)
Kedua, Imam nawawi rahimahullah juga sangat mengagumkan dalam mengisi waktu untuk menulis. Bayangkan saja umur beliau hanyalah 45 tahun, namun kitab-kitab karya belau sangat banyak dan memenuhi perpustakaan perpustakaan umat islam sekitar 20 jilid. Padahal setiap harinya beliau mengajar tidak kurang dari `12 mata pelajaran. (Ma’alim Fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal 88)
Ketiga, Imam Azzuhri Rahimahullah, seorang imam yang dikatakan oleh al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah: “disepakati kebesaran dan keahliannya”, dahulu beliau sering mendatangi anak-anak, nenek-nenek, kakek, kakek, gadis-gadis pingitan, anak kecik, orang tua, beliau bertanya kepada mereka, beliu belajar banyak hal kepada mereka, sehingga beliu memiliki ilmu yang sangat bersar. (Ma’alim Fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal 99)
Keempat, Imam al Anmati Rahimahullah, dia adalah seorang ahli hadis baghdad. Beliau menulis (Menyalin) kitab ath thabaqat karya Ibnu sa’adah dan kitab tarikh baghdad, dengan tangannya. Sendainya kita kumpulkan juz-juz kedua kitab itu, maka banyak diantara kita susah membawanya karena saking beratnya. (Ma’alim Fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal 99)
Kelima, Imam Isma’il Al Jurjani Rahimuhullah, beliau menulis 90 lembar setiap malamnya dengan tulisan yang sangat rapi. Menulisnya pelan-pelan. Imam adz-Dzhahabi Rahimahullah berkomentar: “ini, beliau memunkinkan untuk menulis shahih muslim selama sepekan”. (Ma’alim Fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal 96)
Ini adalah bebera ulama shalaf dalam mengisi waktu salah satunya adalah dengan menulis, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh islam seperti Ibnu Sina, Ar Rozi, Al Kindi, Ibnu Rusd, Imam Al Ghazali yang karyannya sangat banyak dan mengagumkan. Mereka pecinta akan ilmu, mereka mensyukuri nikmat waktu ini diantaranya adalah dengan menulis, beribadah dan mengabdi untuk umat. Semoga kita dapat mengikuti jejak mereka amin.
Wallahu a’lam
Penulis
Dedi Eko Riyadi, Kaprodi PGMI STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep
Dating is a truly joyful experience. Sometimes we lose sight of this truth in our search for the right Online dating site