NEWS DIMADURA, SUMENEP – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, meluncurkan serangkaian strategi untuk memerangi wabah penyakit ternak sapi yang viral beberapa hari lalu.
Langkah ini menjadi respons terhadap kasus wabah Bovine Ephemeral Fever (BEF) yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir di Desa Prancak dan Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan. Kamis, (09/01/2025).
Untuk kasus wabah tersebut, kurang lebih sebanyak 806 ekor sapi yang sudah tertangani oleh 39 petugas kesehatan hewan yang ditugaskan DKPP Sumenep.
Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalankan berbagai langkah preventif untuk menangani permasalahan ini.
Langkah-langkah tersebut mencakup sosialisasi, edukasi peternak, hingga penanganan cepat di lapangan.
Chainur, yang akrab disapa Inung, menjelaskan bahwa edukasi kepada peternak menjadi fokus utama DKPP.
Edukasi ini meliputi cara menjaga kesehatan dan kebersihan kandang, seperti pembersihan rutin kotoran ternak dan penyemprotan disinfektan secara berkala.
“Kami terus memberikan pemahaman kepada peternak tentang pentingnya kebersihan kandang, baik secara manual maupun dengan penyemprotan disinfektan. Kebersihan ini sangat berpengaruh pada pencegahan penyakit,” ujar Inung, Kamis (09/01/2024).
Selain itu, Inung menekankan pentingnya pemberian pakan bergizi untuk meningkatkan imunitas ternak.
Dengan imunitas yang kuat, ia menilai sapi akan lebih tahan terhadap serangan virus dan penyakit, terutama saat musim pancaroba yang kerap menjadi momen krusial bagi kesehatan ternak.
Pihaknya juga memperluas jangkauan edukasi melalui kunjungan door-to-door oleh petugas lapangan dan penyebaran informasi lewat media sosial.
Langkah ini didukung oleh kolaborasi dengan Balai Penyuluh Lapangan (BPL) untuk memastikan informasi dan edukasi dapat diterima langsung oleh peternak di berbagai wilayah.
“Kami menggandeng BPL agar pesan ini dapat tersampaikan lebih luas dan lebih intensif. Pencegahan yang dilakukan sejak dini akan sangat membantu mengurangi risiko penyebaran wabah,” tambahnya.
Inung berharap kolaborasi antara peternak, petugas dinas, dan penyuluh lapangan dapat menjadi kunci dalam mengatasi wabah penyakit ternak di Sumenep.
“Kami optimistis dengan langkah ini, wabah bisa segera teratasi, dan ternak-ternak di Sumenep tetap sehat,” pungkasnya.***