NEWS DIMADURA, SUMENEP – Keputusan Nyi Eva untuk menikah dengan Bripka Krisna Maharta, seorang anggota Brimob, tanpa mempertimbangkan trah kiai menarik perhatian publik. Langkah ini didukung penuh oleh sang ibunda, Nyai Hj. Aqidah Usymuni, yang memiliki alasan mendalam di balik saran tersebut.
“Saya pernah bilang ke anak saya, kalau menikah jangan pilih kiai. Di sini ada hakim, ada alim. Takut terjadi pertengkaran,” ujar Nyai Aqidah.
Menurutnya, dalam kehidupan pernikahan, keseimbangan antara ulama dan umara lebih diutamakan. “Agar lengkap, ada umara dan ulama,” tambahnya.
Keputusan itu dibuat bukan tanpa pertimbangan. Nyai Aqidah juga menghindari nasihat agar anaknya menikah dengan seorang pedagang atas dasar pengalaman pribadi yang dialaminya.
“Dulu saya pernah berdagang, dan itu menggoda untuk lebih mengutamakan uang daripada ibadah,” jelasnya.
Atas alasan-alasan itulah, sehingga ia merasa bahwa Krisna adalah jodoh yang tepat untuk Nyi Eva.
Pertemuan Tak Terduga
Kisah pertemuan Nyi Eva dan Bripka Krisna terbilang unik. Keduanya pertama kali bertemu di sebuah masjid di Surabaya, dalam suasana yang sangat jauh dari kemewahan.
“Anak saya sedang mencari sandalnya. Krisna menanyakan apakah itu sandalnya. Dari percakapan sederhana itu, mereka saling mengenal,” ungkap Nyai Aqidah.
Pertemuan yang sederhana namun penuh makna itu berlanjut hingga ke jenjang pernikahan dalam waktu hanya sepuluh hari. “Saya pikir ini adalah pertemuan yang diatur langsung oleh Allah,” ujarnya.
Nyai Aqidah mengaku terharu melihat kebahagiaan anaknya yang sempat tidak ingin menikah lagi.
“Tadi saya sempat menangis, bukan karena sedih, tapi karena bahagia. Allah telah membukakan hati dan iman anak saya untuk menikah lagi,” tuturnya penuh haru.
Nasihat Nyai Aqidah
Di akhir wawancara, Nyai Aqidah memberikan pesan mendalam kepada pasangan pengantin baru tersebut.
“Jangan suka bergurau berlebihan karena itu bunga dari pertengkaran. Jangan banyak bicara, karena di situlah pintu masuk dusta,” pesannya.
Ia kemudian menyampaikan nasihat penting kepada Nyi Eva, yang kini menyandang status sebagai istri seorang anggota Brimob.
“Tidak perlu memilih trah kiai. Yang penting adalah bagaimana pernikahan ini bisa menjadi ibadah yang penuh berkah,” lanjut ia berpesan dengan suara bergetar.
Keputusan Nyi Eva membuktikan bahwa cinta sejati tidak melulu soal latar belakang. Dengan restu penuh dari ibunda, perjalanan hidup baru ini diharapkan membawa kebahagiaan dan keberkahan bagi keduanya.***