MancaTomang

Jepang Butuh Satu Juta Tenaga Kerja Asing, Indonesia Jadi Target Utama

Avatar Of Dimadura
599
×

Jepang Butuh Satu Juta Tenaga Kerja Asing, Indonesia Jadi Target Utama

Sebarkan artikel ini
Gambar Ilustrasi Jepang Butuh Satu Juta Tenaga Kerja Asing, Indonesia Jadi Target Utama (Mazdon - Doc. Dimadura)
Gambar Ilustrasi Jepang Butuh Satu Juta Tenaga Kerja Asing, Indonesia Jadi Target Utama (Mazdon - Doc. Dimadura)
Tingginya angka penuaan penduduk di Jepang memicu krisis tenaga kerja. Jepang kini membuka peluang besar bagi tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia.

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1TOMANG MANCA, DIMADURA – Jepang kini tengah dihadapkan pada krisis tenaga kerja akibat penuaan populasi dan rendahnya angka kelahiran. Untuk mengatasi masalah tersebut, Jepang mengincar tenaga kerja asing, salah satunya dari Indonesia, demi menjaga pertumbuhan ekonomi mereka.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Harga Booking Di Myze Hotel
Contact Me at: 082333811209

“Usia lanjut di Jepang lebih banyak daripada usia muda, yang artinya pekerja usia muda sangat sedikit sekali, sehingga kami sangat mengharapkan bantuan man power dari negara-negara tetangga khususnya, salah satunya dari Indonesia,” ujar Kepala Proyek Japan Association for Construction Human Resources (JAC), Naoya Shikano, di Jakarta, Rabu (11/12), sebagaimana dilansir Tempo, Jumat (13/12).

Berdasarkan laporan Reuters pada Juli 2024, Jepang diperkirakan akan mengalami kekurangan hampir satu juta tenaga kerja asing pada tahun 2040 jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 1,24% per tahun.

Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) memperkirakan bahwa 5,91 juta tenaga kerja asing dibutuhkan, namun angka ini masih jauh dari target.

Ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan tenaga kerja asing semakin membesar dibandingkan prediksi pada 2022.

Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat di negara-negara pengirim tenaga kerja, seperti Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.

Pentingnya peran tenaga kerja asing tak lepas dari krisis demografi di Jepang. Data terbaru menunjukkan jumlah pekerja asing di Jepang melonjak menjadi 2,05 juta pada Oktober 2023, atau sekitar 3% dari total tenaga kerja.

Pemerintah Jepang merespons krisis ini dengan memperluas izin visa kerja untuk sektor-sektor tertentu dan meredakan resistensi publik terkait imigrasi.

Namun, beberapa tantangan masih membayangi, seperti melemahnya nilai yen, rendahnya upah tradisional, dan isu hak asasi manusia.

Para ahli menilai Jepang harus memperkuat daya tariknya agar tetap kompetitif dalam perebutan tenaga kerja global.

Media lokal juga memprediksi Jepang akan mengalami kekurangan tenaga kerja hingga 3,84 juta orang pada 2035, setara dengan 17,75 juta jam kerja yang tidak terisi setiap hari.

Laporan dari Jiji Press menegaskan perlunya reformasi menyeluruh, seperti menyesuaikan kebijakan pajak, mendorong pekerjaan sampingan, dan memanfaatkan teknologi, termasuk kecerdasan buatan generatif.

Peluang ini bisa menjadi kesempatan emas bagi tenaga kerja Indonesia untuk dapat berkontribusi, bantu Jepang menghadapi krisis demografi yang tengah melandanya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *