KolomOkaraSumenep

JJS Kemenangan: Sehat di Kaki, Nyut-Nyutan di Hati

Avatar Of Dimadura
1036
×

JJS Kemenangan: Sehat di Kaki, Nyut-Nyutan di Hati

Sebarkan artikel ini
Jjs Kemenangan - Kolom Politik Dimadura

“Jalan sehat digelar, ribuan orang melangkah riang. Siapa yang menang? Rakyat? Timses? Ataukah panitia?” | kolom – dimadura


Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1KOLOM, DIMADURA – Kemenangan harus dirayakan, katanya. Maka diadakanlah Jalan-Jalan Sehat (JJS), dengan ribuan orang berkaos putih, melangkah penuh semangat. Tapi kemenangan siapa? Dan sehat yang bagaimana?

Tampilkan Bisnis Anda di Sini | SCROLL ...
Kirim Karya Bahasa Madura
Contact Me at: 082333811209

Sang Pendekar Pasal itu mungkin masih berkeringat dingin, bukan karena jalan kaki, tapi karena perjalanan panjangnya yang berujung buntu di MK. Bersama Si Pengendali Narasi dan tim, mereka sudah berusaha mengetuk pintu terakhir, berharap ada celah hukum yang bisa jadi jalan pulang. Sayangnya, pintu itu terkunci rapat. Tak ada pegangan, tak ada kunci cadangan.

Sementara itu, di tengah gegap gempita JJS, orang-orang lebih sibuk mengurus kupon undian ketimbang memikirkan sejarah pemilu yang baru berlalu. Motor, kulkas, atau setidaknya minyak goreng adalah simbol harapan yang lebih konkret daripada gugatan yang kandas.

Namun, ada yang lebih menarik dari hadiah-hadiah itu. Adalah para panitia. Kabarnya, sebagian mereka adalah pelaku media yang sibuk mengabadikan setiap momen, memastikan framing tetap indah. Ada juga aktivis yang rajin mengatur barisan peserta ketimbang turun ke jalan menuntut perubahan.

Advokat pun hadir, bukan untuk berdebat soal keadilan, tapi memastikan acara berjalan mulus tanpa gugatan hukum. Dan tentu saja, LSM yang biasanya mengkritik kekuasaan, kini sibuk membagikan kupon.

Ironis? Tidak juga. Ini hanya cara lain untuk tetap relevan dalam dinamika pasca-kemenangan!

Kerja politik kadang memang begitu. Jarang kritis, minim koreksi, dan sering kali hanya soal pembenaran. Penghambaan pada penguasa kadang diselipkan dalam logika, kadang dalam catatan pembela, atau bahkan digelondongkan begitu saja; pokoknya berpihak, bagaimana pun caranya!

Di panggung utama JJS, pembawa acara mengumumkan pemenang undian. Suara riuh dan lirih beraduk dalam satu suasana. Tak ada lagi perdebatan tentang angka-angka, tak ada lagi tafsir hukum. Hari ini, yang menang adalah mereka yang beruntung—sesederhana itu.

Sang Pendekar Pasal mungkin sedang duduk di rumah, memikirkan betapa ironisnya nasib. Ia yang selama ini berjalan jauh demi kemenangan, justru tak ikut jalan-jalan sehat yang merayakannya.

Sementara Si Sultan Wacana, yang kemarin sering tampil di podium dengan senyum ceria dan kadang berteriak lantang di tengah para demonstran, kini harus belajar menerima bahwa politik bukan sekadar tentang strategi, tapi juga keberuntungan.

Jika timses salah niat, mereka bisa menjadi beban di kemudian hari. Dan saat menjadi beban, setiap kebijakan berpotensi menjadi tidak objektif lagi.

Sebab, jika pemerintahan tidak membaik, mungkin bukan salah pemimpinnya semata, melainkan salah pikir kolektif: menganggap politik sebagai model bisnis dengan jualan citra, lalu menagih hasil sebanyak-banyaknya.

Maka, jalan-jalan sehat ini bukan sekadar perayaan kemenangan, tapi juga parade lelah—

karena dalam politik, terkadang yang paling letih bukan yang berjalan jauh, tapi yang harus terus tersenyum di depan panggung bahkan—ketika mereka sendiri mulai ragu kepada kemenangan yang mereka rayakan.

Akhir kata, mengutip ending kolom-kolom NK GapuraSalam awam saja.


Totosan, 24 Februari 2025

Foto Bersama Fosgama Selesai Buka Puasa Bersama Di Kairo Mesir (Dokumentasi/Dimadura.id)
Komunitas

News Dimadura, Sumenep – Forum Studi Keluarga Madura Mesir (Fosgama), yang terdiri atas mahasiswa asal Sumenep yang sedang menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, mengadakan acara buka puasa bersama…