NEWS DIMADURA, SUMENEP -Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumenep (AMS) melakukan aksi sweeping di dua gedung DPRD Sumenep, Jawa Timur, Senin (07/01/2025).
Aksi tersebut digelar menyoroti kinerja Ketua DPRD Sumenep yang dinilai lamban dalam menuntaskan berbagai isu, termasuk penutupan lokalisasi prostitusi di wilayah yang dikenal dengan kota santri.
Sweeping dimulai di gedung baru DPRD yang berlokasi di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Batuan, kemudian dilanjutkan ke gedung lama di Jalan Trunojoyo No. 124, Dalem Anyar, Bangselok.
Massa melakukan pemeriksaan di dalam gedung baru yang baru saja diresmikan tetapi belum selesai dan digunakan.
Aksi di kedua gedung DPRD berlangsung damai meskipun dikawal ketat oleh aparat kepolisian.
Mahasiswa sempat meminta audiensi langsung dengan Ketua DPRD, namun tidak ada respons dari pihak yang bersangkutan.
Menurut koordinator lapangan (korlap) aksi, Abd. Halim, menyebutkan gedung baru tersebut tidak menunjukkan kualitas yang memadai.
“Kami mendapati plafon depan hampir jatuh, dan gedung ini belum selesai sepenuhnya. Ini membuktikan kurangnya keseriusan dalam proyek pembangunan ini,” ujarnya.
Ia mengkritik pembangunan gedung baru yang dianggap hanya seremonial tanpa pemanfaatan nyata.
Halim juga menyesalkan pihak DPRD yang awalnya melarang mereka masuk untuk melakukan pengecekan kondisi bangunan.
Selain menyoroti proyek gedung baru, pihaknya menuntut Ketua DPRD Sumenep segera merealisasikan janjinya menutup tempat-tempat yang diduga menjadi lokalisasi prostitusi.
Halim menyebutkan, hingga kini, janji yang sudah disampaikan ke publik belum menunjukkan hasil konkret.
“Kami meminta Ketua DPRD konsisten dengan ucapannya. Jangan hanya berjanji di media tanpa tindakan nyata. Kami akan terus mengawal isu ini sampai selesai,” tegas Halim.
Ia mendesak DPRD untuk berkolaborasi dengan pihak eksekutif dalam menegakkan peraturan daerah terkait larangan keberadaan lokalisasi.
Menurutnya, isu ini bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga masalah moralitas yang penting untuk menjaga citra Sumenep sebagai daerah religius.
“Kami hanya ingin bertemu Ketua DPRD. Sayangnya, beliau tidak hadir,” ungkap Halim.
Halim mengancam akan menggelar aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
“Kami serius. Jika tidak ada langkah konkret, kami akan turun lagi dengan jumlah yang lebih besar,” pungkasnya.***