SumenepTomang

Kisah CO Makayasa Sumenep, Tetap Kokoh di Tengah Gempuran Rokok Ilegal

Avatar of dimadura
358
×

Kisah CO Makayasa Sumenep, Tetap Kokoh di Tengah Gempuran Rokok Ilegal

Sebarkan artikel ini
Potret Supriyadi selaku CO Makayasa saat menunjukkan hasil rokok miliknya. (Foto: Dokumen dimadura.id)
Potret Supriyadi selaku CO Makayasa saat menunjukkan hasil rokok miliknya. (Foto: Dokumen dimadura.id)

Logo dimadura.idNEWS SUMENEP – Suasana hari Senin tanggal 8 Juli 2024 di pabrik rokok Maha Putra Nusantara (Makayasa) di Desa Pabian, Sumenep, Madura, sudah mulai lengang. Sebagian besar karyawan telah pulang, hanya menyisakan beberapa tamu dari berbagai lapisan masyarakat yang masih berdiskusi di ruang utama.

Di tengah suasana itu, Chief Operating Officer (CO) Makayasa, Supriyadi, terlihat sibuk namun tetap menyambut tamu dengan senyum hangat. Ia menyempatkan diri menemui sejumlah wartawan yang datang untuk melakukan wawancara secara eksklusif.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Pasang iklan bisnis dimadura
PASANG BANNER, HUBUNGI KAMI: 082333811209

Ia pun mengungkapkan bagaimana pabrik kecil itu tetap bertahan meskipun dihadapkan dengan tantangan besar berupa maraknya peredaran rokok ilegal.

“Dengan kualitas rasa yang kami miliki, kami tidak pernah gentar terhadap ancaman peredaran rokok ilegal,” ucapnya tegas.


 

BACA JUGA:

 

Sejak mendapatkan izin resmi dari Bea Cukai Madura pada 27 Oktober 2023, Makayasa berfokus pada peningkatan kualitas produknya. Ini menurutnya, adalah kunci utama untuk tetap bersaing di pasar yang penuh tantangan.

Perjalanan Makayasa di dunia bisnis masih berusia sekitar delapan bulan. Namun, berkat ketekunan dan kerja keras, ia berhasil memperluas jangkauan pasar ke 26 kabupaten di Indonesia.

“Wilayah pemasaran kami mencakup 10 kabupaten di Provinsi NTB. Di Pulau Jawa, kami hadir di Bojonegoro, Jombang, Mojokerto, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi,” jelas Supriyadi menyebutkan.

“Termasuk di wilayah Sumenep sendiri, dari kepulauan Raas, Masalembu, hingga ke Pagerungan,” imbuhnya.

Namun, di balik cerita sukses ini, ada harapan besar yang hendak ia gantungkan pada dukungan dari berbagai pihak, seperti dari instansi terkait, Bea Cukai, pemerintah daerah, serta TNI dan Polri sangatlah ia harapkan.


 

BACA JUGA:

 


“Kami sangat berharap dukungan dan doa dari semua pihak agar usaha kecil kami ini dapat berkembang dengan baik,” katanya.

Sementara ini, ungkap dia, distribusi produk Makayasa masih berjalan dengan omset sekitar Rp 500 juta. Supriyadi optimis bisa meningkatkan angka ini di masa depan. “Salah satu cita-cita kami adalah pada tahun 2025 nanti, kami bisa menyerap sebanyak 1.000 karyawan,” ujarnya penuh harap.

Di sisi lain, Farid, seorang aktivis dari Gugus Anti Korupsi (Gaki) Jatim, mendesak Bea Cukai Madura untuk bertindak lebih tegas atas masalah peredaran rokok ilegal di Madura, Jawa Timur.

Menurutnya, saat ini masalah peredaran rokok ilegal di empat kabupaten yang ada di Madura telah semakin meluas dan sulit dikendalikan.

“Keberadaan ratusan perusahaan rokok ilegal bukanlah solusi untuk mengurangi kemiskinan, malah memperburuk keadaan,” katanya beberapa waktu lalu kepada sejumlah wartawan.

Sebagaimana diketahui, sambung dia, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2023 menunjukkan bahwa tiga kabupaten di Madura masih menjadi yang termiskin di Jawa Timur. Kabupaten Sampang menempati posisi pertama dengan 21,76 persen penduduk miskin, diikuti Kabupaten Bangkalan dengan 19,35 persen, dan Kabupaten Sumenep dengan 18,85 persen.

Di tengah semua tantangan itu, CO Makayasa, Supriyadi, mengaku semakin harus bersemangat untuk tetap menjaga kualitas dan integritas produk. Supriyadi dan timnya percaya bahwa dengan kerja keras dan dukungan yang tepat, mereka akan mampu mengatasi segala rintangan dan terus berkembang.***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *