NEWS SUMENEP — Pelanggan jasa pengiriman paket asal Desa Kebunan Sumenep, Madura, Jawa Timur, menceritakan kisah pilu buruknya pelayanan kurir JNT Express.
Adalah Miftahol Hendra Efendi, pria ini mengaku amat sangat kecewa dengan sikap pelayanan kurir JNT Ekspress.
Kisah itu bermula saat Hendra, yang ketika itu sedang berada di luar kota, mempercayakan pengiriman paket menggunakan metode pembayaran di tempat (COD).
Namun, harapan sederhana itu berubah menjadi pengalaman yang penuh frustrasi karena kurir JNT Express yang datang ke rumahnya langsung mengembalikan paket lantaran keluarga Hendra sedang tidak memegang uang tunai.
BACA JUGA:
“Saya kebetulan sedang berada di luar kota, kurirnya datang ke rumah. Ketika sampai ke rumah, ada keluarga saya, kebetulan tidak pegang uang tunai,” utara Hendra kepada media ini, Minggu (28/7).
Hendra menjelaskan bahwa ia sempat dihubungi oleh kurir dan meminta nomor rekening untuk melakukan pembayaran melalui transfer. Meskipun kurir awalnya mengirimkan barcode untuk pembayaran, kendala berikutnya muncul ketika Hendra yang sedang berada di desa harus mengisi saldo rekening di Indomaret yang cukup jauh.
“Kebetulan posisi saya sedang di desa, tapi tidak di Sumenep. Nah, saldo rekening saya kurang. Jadi saya harus ke Indomaret dulu untuk isi saldo lewat ATM. Jarak rumah saya ke Indomaret cukup jauh, sementara barcode yang dikirim kurir JNT Express hanya berlaku selama 4 menit,” tuturnya.
Waktu yang terbatas itu berakhir dengan kegagalan. Ketika Hendra akhirnya tiba di Indomaret dan selesai mengisi saldo, barcode yang dikirim kurir sudah kadaluarsa. Hendra pun berusaha menghubungi kembali kurir tersebut, namun tidak ada respon.
BACA JUGA:
“Saya menghubungi kurir JNT Express berulang kali dan mengirimkan pesan melalui WhatsApp, tetapi dia acuh tak acuh. Panggilan saya ditolak lebih dari tiga kali,” lanjut Hendra dengan nada kesal.
Pesan singkat yang dikirim kurir semakin memperburuk suasana hati Hendra. Kurir tersebut, kata dia, menyinggung dengan kalimat yang semakin membuat hatinya kecewa.
“Taḍâ’ pèssèna (nggak ada duitnya, red.),” balas kurir itu dalam bahasa Madura. Hendra, yang merasa tidak diperlakukan dengan baik itu pun mempertanyakan nasib barang pesanannya yang diretur.
“Biasanya tidak seperti ini. Mungkin kurirnya baru. Saya sudah sering pesan paket dengan metode COD, dan biasanya kalau tidak sedang di rumah langsung ditransfer. Ini malah diretur oleh si kurir,” tutur Hendra dengan nada kecewa.
Hingga berita terbit, belum ada keterangan resmi dari pihak JNT Express wilayah Sumenep mengenai insiden tersebut.
Pengalaman pahit ini membuat Hendra berjanji tidak akan menggunakan layanan JNT Express lagi. “Ke depan saya tidak akan kirim paket lewat JNT Express lagi, kapok,” ucapnya.
Kisah Hendra adalah sebuah pengingat bahwa layanan yang buruk dapat meninggalkan kesan mendalam dan menghilangkan kepercayaan pelanggan. Satu hal yang pasti, harapan Hendra sederhana: pelayanan yang lebih baik dan penghargaan terhadap kepercayaan pelanggan.***
Respon (2)