GARDU BUDAYA, DIMADURA – Mana Mana Deni Puja Pranata, Tiktoker dan penyair asal Sumenep, kembali mengguncang jagat maya dengan konten terbarunya. Dalam kunjungan khusus ke Desa Aeng Tongtong, Saronggi, Madura, Deni berbincang langsung dengan sosok langka: Empu Ika Arista, yang menurutnya adalah perempuan satu-satunya di dunia yang menekuni tradisi pembuatan keris.
“Ini kita sedang berkunjung ke perempuan satu-satunya di dunia yang eksis menekuni penciptaan keris. Namanya Ika Arista,” ujar Deni dalam video yang ia unggah Jumat, 18 Oktober 2024.
Kunjungan Mana Mana Deni ini menurutnya tidak hanya untuk menggali seluk-beluk penciptaan keris, tetapi juga hendak menyentuh filosofi mendalam mengenai penciptaan keris yang jarang diketahui publik.
Sebelum melakukan wawancara secara ekslusif, Deni memantik pernyataan, bahwa dalam sejarahnya, kata dia, “keris hanya diciptakan oleh orang-orang sakti dengan kemampuan spiritual tinggi.”
“Nah, kini, Empu Ika hadir sebagai penerus tradisi tersebut dengan sentuhan berbeda. Kita sedang melihat sendiri, perempuan Indonesia satu-satunya yang menyandang status sebagai empu keris,” ujar Deni, menyapa follower Tiktoknya.
Keris sebagai Teman Hidup
Saat diwawancarai, Ika Arista memperkenalkan konsep unik tentang keris. “Proses penciptaan keris ini menjadi menarik saat kita menempatkannya sebagai teman hidup,” ungkap Empu Ika.
Menurutnya, tugas seorang empu bukan sekadar membuat senjata atau benda pusaka, tetapi lebih dari itu, seorang empu harus ikhlas memberikan teman hidup bagi orang lain.
“Meskipun yang harus dikorbankan adalah teman hidup sendiri, tugas seorang empu adalah memastikan orang lain punya teman hidup,” tambah Ika.
Keris, lanjut dia, secara psikologis membantu pemiliknya meningkatkan rasa percaya diri hingga membawa keseimbangan spiritual.
Kaget dengan filosofi tersebut, Deni sempat bergumam, “Ini protes berat menurut saya. Keris itu nggak main-main ternyata filosofinya,” ujarnya.
Ika Arista lalu menegaskan bahwa keris bukan sekadar benda mati, melainkan media yang menyimpan harapan dan makna mendalam.
“Bukankah kita memang tidak bisa hidup sendiri? Keris menyimpan banyak pesan dan harapan yang bisa digali lebih dalam,” katanya.
Filosofi Keris: Lebih dari Sebuah Pusaka
Keris tidak hanya dikenal sebagai senjata tradisional, tetapi juga sebagai “teman hidup” yang menyatu dengan pemiliknya. Dalam konsep ini, keris berperan sebagai pengingat dan penguat bagi individu untuk menjalani hidup dengan lebih percaya diri. Bagi seorang empu seperti Ika Arista, tanggung jawab ini sangat berat, karena setiap keris yang dibuat bukan hanya karya seni, tetapi sebuah harapan hidup bagi pemiliknya.
Di tangan seorang empu, keris menjadi simbol keabadian dan pelindung spiritual. Tradisi ini menekankan bahwa setiap manusia memerlukan sesuatu untuk menopang batin dan harapannya—sesuatu yang terwujud dalam keris sebagai teman hidup. Filosofi mendalam ini menggambarkan bahwa dalam setiap karya empu, tersimpan pesan bahwa hidup, seperti halnya keris, harus selalu dijalani dengan keseimbangan dan makna.
Kesan Deni Puja kepada Empu Ika Arista
Bagi Deni, karya Ika Arista menyimpan estetika lebih dari sekadar seni rupa, bahwa nilai spiritual keris menurutnya jauh melampaui karya seni biasa.
“Estetika keris hasil empu perempuan ini, menurutku, lebih estetik daripada penampilan seorang artis sekaliber Agnes Monica sekalipun,” kesan Mana Mana Deni Puja Pranata.***