SumenepTomang

Pasangan FINAL Gelar Serap Aspirasi Petani Garam, Tawarkan Solusi Atasi Masalah Produksi dan Harga

Avatar of Ari SI
699
×

Pasangan FINAL Gelar Serap Aspirasi Petani Garam, Tawarkan Solusi Atasi Masalah Produksi dan Harga

Sebarkan artikel ini
1000318796
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Jawa Timur, KH Muhammad Ali Fikri dan KH Muhammad Unais Ali Hisyam duduk bersama puluhan warga Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget. (Foto. Ari SI For Dimadura).

cropped cropped dimadura logo2 1 150x150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP – Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Jawa Timur, nomor urut 01, KH. Muhammad Ali Fikri dan KH. Muhammad Unais Ali Hisyam, yang dikenal dengan sebutan FINAL, menggelar blusukan untuk menyerap aspirasi petani garam pada Selasa (05/11/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Paslon FINAL disambut hangat oleh para petani garam yang hadir. Mereka mendengarkan berbagai keluhan dan aspirasi dari perwakilan petani garam rakyat terkait kendala dalam produksi dan pemasaran garam.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Pasang iklan bisnis dimadura
PASANG BANNER, HUBUNGI KAMI: 082333811209

Salah satu masalah utama yang disampaikan oleh petani adalah ketergantungan proses produksi pada kondisi cuaca.

Ahmad Febriyanto, seorang perwakilan pemuda setempat, mengungkapkan bahwa produksi garam di wilayahnya sangat terbatas karena hanya bisa dilakukan pada musim kemarau.

“Produksi garam hanya bisa berjalan saat musim kemarau. Kalau musim hujan, kami tidak bisa memproduksi garam kecuali menyewa geo membrane,” ujar Ahmad kepada pasangan FINAL.

Selain masalah cuaca, para petani juga kesulitan menentukan harga garam sesuai kualitas, karena belum tersedia alat untuk mengukur mutu garam.

Menurut Ahmad, pemahaman petani akan kualitas produk mereka sendiri akan membantu dalam menetapkan harga yang lebih sesuai dengan standar yang berlaku.

“Kalau petani tahu kualitas garam mereka, tentu bisa menentukan harga sesuai dengan aturan,” katanya.

Ia menambahkan bahwa selama ini pengepul membeli garam tanpa mempertimbangkan kualitas, baik KW 1 maupun KW 2, dengan harga yang disamaratakan, yakni sekitar Rp800 ribu.

Keluhan lain disampaikan oleh Dedi, perwakilan petani lainnya, yang menyoroti tingginya biaya sewa fasilitas produksi seperti polibag dan geo membrane.

Menurutnya, biaya sewa yang tinggi tersebut tidak seimbang dengan harga jual garam yang rendah.

“Fasilitas seperti polibag dan geo membrane harus kami sewa, tetapi biayanya mahal sementara harga garam dihargai rendah,” jelas Dedi.

Ia juga menambahkan bahwa bantuan pemerintah daerah untuk alat-alat produksi masih sangat terbatas.

Pada akhir kegiatan, Dedi menyatakan dukungan penuh kepada pasangan FINAL. Ia berharap program yang ditawarkan dapat memberikan harapan baru bagi para petani garam di Sumenep.

“Gagasan Kiai Fikri dan Kiai Unais ini adalah kabar gembira jika nanti benar-benar terealisasi. Kami berharap FINAL terpilih dan mampu mewujudkan gagasannya,” pungkas Dedi.

Menanggapi aspirasi tersebut, calon Bupati Sumenep, KH. Muhammad Ali Fikri, menekankan bahwa pemerintah daerah seharusnya hadir dalam mendukung kesejahteraan petani garam.

Menurutnya, fasilitas seperti geo membrane perlu disediakan untuk mengurangi ketergantungan produksi garam pada cuaca.

“Pemerintah daerah harus hadir di tengah para petani garam, salah satunya dengan menyediakan fasilitas agar produksi tidak terlalu bergantung pada cuaca,” tegas Fikri.

Ia juga mengusulkan agar penyediaan geo membrane dapat dikelola melalui koperasi dengan biaya sewa yang lebih terjangkau bagi petani.

Di tempat yang sama, calon Wakil Bupati KH. Muhammad Unais Ali Hisyam menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi petani garam untuk meningkatkan kualitas produksi.

Unais menegaskan bahwa paslon FINAL berkomitmen memperhatikan kesejahteraan petani garam dan mengedepankan kebijakan yang dapat meningkatkan produktivitas serta stabilitas harga garam rakyat.

“Ini bukan sekadar janji politik, melainkan gagasan kami. Jika Allah mengizinkan kami terpilih, akan ada pelatihan peningkatan kualitas garam dan sekolah pegaraman bagi petani,” ungkap Unais.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *