NEWS DIMADURA, SUMENEP — Pemerintah Kabupaten Sumenep, melalui Disbudporapar setempat, memberikan penghargaan kepada 50 tokoh yang telah berkontribusi besar dalam pelestarian budaya, sejarah, dan seni, di Pendopo Keraton, Kamis (28/11/2024) malam.
Mereka antara adalah Tadjul Arifien R., sebagai budayawan; Empu Ika Arista, seniman perempuan pencipta keris; Sairun pangrajin topeng, dan Edi Susanto, seniman tari khas lokal.
Penghargaan berupa piagam dan uang pembinaan senilai masing-masing Rp1 juta diserahkan langsung oleh Bupati Fauzi, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudporapar) Sumenep, Mohamad Iksan.
Acara bertajuk “Apresisi Seniman Kabupaten Sumenep Tahun 2024” ini juga diisi dengan penampilan sejumlah karya seni, mulai dari seni pertunjukan tari tradisional, musik hadrah, seni rupa, hingga seni kerajinan tangan.
Motivasi Bupati Achmad Fauzi
Dalam sambutannya, Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo menegaskan pentingnya seni dan budaya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sejarah. Menurutnya, seni yang diciptakan oleh para pelaku budaya adalah bentuk pembangunan sejarah yang akan selalu dikenang.
“Setiap seni itu selalu berkaitan dengan budaya. Setiap seni selalu menghasilkan sejarah. Maka, pada saat membuat karya, di situlah pelaku seni sedang membangun sejarah,” jelasnya.
Bupati Fauzi kemudian mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi yang tinggi terhadap para seniman yang telah berperan aktif dalam memperkenalkan seni budaya Sumenep ke berbagai kalangan, baik di dalam maupun luar daerah.
“Melalui karya seni, kita bisa memperkenalkan kekayaan budaya Sumenep yang luar biasa. Saya berharap penghargaan ini bisa menjadi motivasi bagi seniman lainnya untuk terus berkarya,” terangnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para seniman dan budayawan atas dedikasi mereka dalam menjaga dan mewariskan budaya kepada generasi muda.
“Sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh seniman dan budayawan atas karyanya dan kepeduliannya untuk mewariskan budaya kepada generasi,” pungkas Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo.
Pengakuan dan Harapan dari Para Tokoh
Sejarawan Tadjul Arifien R., salah satu penerima penghargaan, mengungkapkan rasa syukurnya atas apresiasi yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Sumenep, terutama yth Bapak Bupsti DR Ahmad Fausi Wongsoyudo, SH. MH. dan Kadisbudporapar H.,Moh Iksan, SPd., MT. yg telah memberikan anugerah Budayawan kepada saya,
Sebagai penulis 24 buku tentang sejarah dan kebudayaan, ia menegaskan bahwa penghargaan tersebut bukanlah tujuan utama dari usahanya selama ini.
“Tentang nominal uang yang diberikan sebagai pembinaan, bukan menjadi tujuan bagi saya, yang utama adalah pengakuannya. Karena menyandang predikat Budayawan itu berat, minimal harus mampu menguasai budaya lokal, sejarah, sastra lokal dan punya karya tulis ilmiah,” tuturnya.
Sampai saat ini, sambung Tadjul, dirinya sudah menulis 24 buku sejarah, budaya dan sastra Madura ber-ISBN. “Karya tulis tersebut ditekuni sejak tahun 1996 atau sudah 28 tahun,” bebernya.
Sebelumnya, saya juga menerima penganugeran predikat di Pusat selaku Sejarawan, di Provinsi selaku Sejarawan dan Budayawan, di Kabupaten pada tahun 2017 selaku Budayawan 2017, dan sekarang ini kembali dapat penghargaan.
“Insya Allah ini adalah bonus dari ketulusan karena sejauh ini saya memang suka budaya dan sejarah,” katanya.
“Saya ingat pepatah Madura, kabhâjhenganna nolong abâ’na, bahwa saya tekun meneliti dan menulis budaya maupun sejarah, maka saya yakin, budaya dan sejarah pada waktunya akan menolong saya,” tambahnya menutup keterangan.
Empu Perempuan Sumenep dan Masa Depan Budaya
Empu Ika Arista, seniman perempuan pencipta keris di Desa Aengtontong, Saronggi, turut mengungkapkan rasa bangganya. Sebagai empu perempuan yang eksis menekuni dunia pusaka, ia merasa terhormat atas pengakuan dari pemerintah terhadap hasil karyanya.
“Saya merasa bangga karena sudah ada apresiasi dari pemerintah. Ini menurutnya merupakan oase yang baik bagi para seniman, bahwa pemerintah telah hadir men-support dirinya dan para seniman lain untuk terus berkarya lebih,” akunya.
Menurut dia, keris bukan hanya benda seni, tetapi juga simbol budaya dan sejarah. “Melalui keris, kita bisa melestarikan nilai-nilai leluhur yang sangat berharga. Saya berharap ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai budaya kita,” timpalnya.
“Benar seperti sambutan bapak Bupati bahwa seniman harusnya melukis sejarah, atau mencipta sejarah baru ke depan. Jadi, mari kita para seniman lebih semangat, terus berkarya lebih baik lagi untuk Sumenep,” motivasi empu Ika Arista.
Seniman Pengrajin Topeng
Sairun, seniman pengrajin topeng, warga Desa Pinggirpapas, juga menyampaikan apresiasinya atas perhatian Bupati Fauzi dan jajaran pemerintah terhadap pelaku seni dan budaya di Sumenep. Ia menilai penghargaan ini sebagai momentum penting dalam sejarah hidup para seniman.
“Terima kasih kepada Bapak Bupati yang telah memerhatikan kami para seniman dan budayawan. Kami senang, ini adalah sejarah bagi kami bisa dipertemukan bersama para seniman dan budayawan,” ungkapnya.
Pesan Kadisbudporapar Sumenep
Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohamad Iksan, menyampaikan harapannya agar penghargaan ini dapat memotivasi para seniman untuk terus berkarya dan menjaga warisan budaya Sumenep.
“Kami percaya bahwa seni dan budaya adalah jembatan yang menghubungkan generasi. Dengan penghargaan ini, kami berharap para seniman semakin produktif dan mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat, terutama generasi muda,” ujar Iksan.
Ia menambahkan bahwa Disbudporapar Sumenep akan terus berupaya mendukung para pelaku seni dan budaya melalui berbagai program yang bertujuan untuk melestarikan kekayaan lokal.
“Dengan penghargaan ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap semangat pelestarian budaya tetap terjaga dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sumenep di masa mendatang,” ucapnya.***