SumenepTomang

Perum Perhutani BKPH Madura Timur Dukung Penuh Petani Milenial Sumenep

Avatar of dimadura
400
×

Perum Perhutani BKPH Madura Timur Dukung Penuh Petani Milenial Sumenep

Sebarkan artikel ini
Kepala Resort KRPH Sumenep BKPH Madura, Imam Syafi’i, bersama sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam kelompok petani milenial Sumenep di lahan persemaian petak 20, Desa Lalangon, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, Sabtu tanggal 22 Juni 2024 (Foto: Sumenepkab for dimadura.id)
Kepala Resort KRPH Sumenep BKPH Madura, Imam Syafi’i, bersama sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam kelompok petani milenial Sumenep di lahan persemaian petak 20, Desa Lalangon, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, Sabtu tanggal 22 Juni 2024 (Foto: Sumenepkab for dimadura.id)

Logo dimadura.idNEWS SUMENEP – Perum Perhutani melalui Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Madura Timur siap memfasilitasi kegiatan petani milenial Sumenep.

Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Sumenep BKPH Madura, Imam Syafi’i, mengungkapkan kesiapannya saat menerima mahasiswa yang tergabung dalam kelompok petani milenial Sumenep di lahan persemaian petak 20, Desa Lalangon, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, Sabtu (22/06/24).

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Pasang iklan bisnis dimadura
PASANG BANNER, HUBUNGI KAMI: 082333811209

“Kami sangat senang dan bangga bahwa ada anak muda yang masih peduli terhadap dunia pertanian dan siap memfasilitasi jika akan bekerja sama dengan Perum Perhutani,” ungkap Imam.

Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam bekerja sama dengan Perum Perhutani terkait pengelolaan hutan.

“Asal konsisten, sebab sebelum-sebelumnya ada beberapa kelompok tani yang tidak konsisten mengelola hutan bersama,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Imam Syafi’i, yang juga menjabat sebagai Ketua PSN Perisai Putih Cabang Sumenep, menghadirkan Ainur Rahman sebagai narasumber.

Ainur Rahman, seorang pegiat pertanian organik asal Pulau Kangean, berbagi pengalaman tentang pertanian organik dan kerjasamanya dengan Perum Perhutani BKPH Madura Timur.

Ainur bercerita tentang awal mula dirinya terjun ke pertanian organik yang didorong oleh keprihatinan terhadap ketergantungan pada pupuk pabrikan.

“Kita perlu memangkas pemikiran ketergantungan terhadap penggunaan pupuk pabrikan, karena alam menyediakan segalanya,” terangnya.

Ia juga menjelaskan bahwa hutan tetap subur meski tidak pernah dilakukan pemupukan.

Ia berpesan kepada petani milenial Sumenep untuk tidak hanya berteori, tetapi juga banyak melakukan praktik nyata dalam pertanian.

“Bertani harus sering-sering mencoba, mempraktekkan, berproses tanpa henti, karena bertani harus memiliki kesabaran lebih,” pesannya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Petani Milenial Sumenep, M. Ridwan, mengucapkan terima kasih dan berharap anggotanya lebih sadar terhadap pertanian organik.

“Kita harus membuktikannya, bahwa organik lebih bagus dan lebih sehat ketika dikonsumsi,” ucapnya.

Perum Perhutani BKPH Madura Timur berharap bahwa dengan adanya kolaborasi ini, sektor pertanian di Sumenep akan semakin berkembang dan para petani milenial dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan pertanian yang lebih berkelanjutan.***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *