GarduNasionalSejarah

Serangan Balasan Mataram dan Perlawanan Heroik Para Raja Madura

Avatar Of Dimadura
858
×

Serangan Balasan Mataram dan Perlawanan Heroik Para Raja Madura

Sebarkan artikel ini
Gambar Ilustrasi Pertempuran (Dok. Dimadura.id)
Gambar ilustrasi pertempuran (Dok. dimadura.id)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1GHARDU, MADURA – Kekalahan pasukan Mataram pertama membuat murka Sultan Agung. Dengan tekad membara, beliau menugaskan gurunya, Kiyai Jurukiting, seorang ulama kharismatik untuk memimpin serangan kedua ke Madura.

Awal tahun 1624, pasukan Mataram berlayar dengan strategi baru, penyebaran pasukan ke berbagai pelabuhan di Madura dengan serangan serentak.

Namun rencana rahasia itu bocor, membuat raja-raja Madura bersiap. Pangeran Mas (Arosbaya), Pangeran Blega, Pangeran Cokronegoro I (Sumenep), Pangeran Purbaya dan Jimat (Pamekasan), serta Pangeran Mertosari (Sampang) memimpin perlawanan.

Pasukan Mataram menyerbu semua wilayah secara bersamaan, membuat raja-raja Madura kewalahan. Arosbaya jatuh, Pangeran Mas melarikan diri ke Banten namun akhirnya dihukum mati.

Blega mengalami kekalahan tragis, Pangeran Blega dibunuh. Pasukan Sumenep kacau, Pangeran Cokronegoro I melarikan diri namun dibunuh di Sampang, dimakamkan di Plakaran.

Perang hebat meletus di Pamekasan. Pangeran Purbaya memimpin “Perang Puputan”, pertempuran habis-habisan hingga titik darah penghabisan. Seluruh rakyat, laki-laki hingga perempuan ikut bertempur. Namun akhirnya, Pamekasan jatuh.

Sampang juga runtuh. Pangeran Mertosari bertempur gagah berani namun gugur. Beliau dimakamkan di Takobuh, Karangdalam.

Ribuan rakyat gugur dalam tragedi ini. Madura bersimbah darah karena ambisi Sultan Agung akan kekuasaan mutlak. Meski kalah, semangat perjuangan para pahlawan Madura tetap abadi di hati rakyatnya.***