Malam Rabu tanggal 21 Agustus 2024, Balai Desa Bangkal, Kecamatan Kota Sumenep, Madura, penuh dengan teriak perayaan kemerdekaan warga setempat.
Di bawah sorotan lampu yang menerangi setiap sudut balai desa, warga berkumpul mengikuti berbagai lomba tradisional yang menguji kekompakan dan ketangkasan.
Di antara sorak-sorai dan tawa riang warga, dua tim peserta lomba menjadi pusat perhatian, yakni tim lomba memasukkan paku ke dalam botol dan tim lomba estafet air.
Pemandu lomba, Moh. Suharto, mengutarakan, lomba peringatan kemerdekaan ini telah digelar sejak tanggal 18 hingga nanti tanggal 24 Agustus 2024.
“Ada berbagai macam lomba yang kita hadirkan di sini, ya, di antaranya adalah lomba memasukkan paku ke dalam botol dan estafet air ini,” ungkapnya, di sela-sela saat memandu jalannya perlombaan.
Selain dua lomba di atas, lanjut Harto, total ada 8 jenis lomba dalam semarak kemerdekaan tahun ini yang digelar Pemdes Bangkal. Antara lain, sebagaimana list dalam pamflet berikut.
“Kita berharap, momen kemerdekaan ini menjadi momen kebersamaan yang erat. Kekompakan warga adalah kunci suksesnya pembangunan, kita mulai dari desa, untuk Indonesia dan dunia,” tuturnya kepada jurnalis dimadura.id.
Lomba Memasukkan Paku ke Dalam Botol
Dua tim berlaga dengan semangat lomba memasukkan paku ke dalam botol. Masing-masing tim terdiri dari tiga orang yang diikat oleh benang, dengan paku menggantung di tengah mereka bertiga.
Tantangannya sederhana, namun penuh filosofi—paku harus dimasukkan ke dalam lubang botol kecil dengan kerja sama dan koordinasi yang baik. Setiap langkah harus sinkron, setiap tarikan benang harus harmonis agar paku dapat masuk tepat sasaran.
Tidak ada yang bisa melakukannya sendiri; keberhasilan bergantung pada kemampuan tim untuk bekerja bersama.
Lomba Estafet Air
Sementara itu, lomba estafet air mengundang gelak tawa penonton. Dengan ember kecil berwarna pink, para peserta duduk berbaris, mengoper air dari satu ember ke ember lainnya di atas kepala mereka.
Tantangan terbesar lomba ini bukan hanya seberapa cepat air bisa dioper, tetapi bagaimana menjaga agar air tidak banyak tumpah. Di sini, kesabaran dan komunikasi diuji.
Tim yang berhasil mengumpulkan air paling banyak dalam ember besar di akhir barisan akan menjadi pemenang. Namun, sering kali air yang tertuang tidak sesuai harapan, menyebabkan peserta basah kuyup dan menambah keseruan perlombaan.
Filosofi Kemerdekaan dalam Setiap Lomba
Di balik setiap permainan lomba, tersirat pesan yang dalam. Lomba memasukkan paku ke dalam botol mengajarkan kita bahwa keberhasilan adalah hasil dari gotong royong, kerjasama, dan kepercayaan antar anggota. Begitu pula dalam lomba estafet air, di mana kesuksesan diraih melalui kesabaran dan koordinasi.
Kedua lomba ini, meski tampak sederhana, mencerminkan nilai-nilai yang lebih besar—bahwa kemerdekaan, seperti juga hidup, adalah tentang bagaimana kita bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
Malam itu, di Balai Desa Bangkal, kemerdekaan tidak hanya dirayakan dengan bendera dan lagu kebangsaan, tetapi juga dengan semangat kekeluargaan yang nyata.
Teriakan kemerdekaan bergema bukan hanya dalam kata, tetapi dalam setiap tawa dan sorak yang memenuhi udara.
Inilah makna kemerdekaan yang sesungguhnya—berjuang bersama, bersorak bersama, dan menikmati hasilnya bersama; sebuah pengingat bahwa kemerdekaan, seperti memasukkan paku ke dalam botol atau menjaga air agar tidak tumpah, memerlukan kerja sama, kesabaran, dan kesatuan hati rakyat Indonesia. Merdeka!***
Respon (2)