SampangTomang

Disperta KP Sampang Klaim Bangkai Sapi Terkapar di Pinggir Jalan Raya Desa Baruh Bukan Karena Penyakit PMK

Avatar Of Dimadura
461
×

Disperta KP Sampang Klaim Bangkai Sapi Terkapar di Pinggir Jalan Raya Desa Baruh Bukan Karena Penyakit PMK

Sebarkan artikel ini
Warga Dihebohkan Bangkai Sapi Terkapar Di Pinggir Jalan Raya Desa Baruh Sampang (Dimadura.id)
Warga dihebohkan Bangkai Sapi Terkapar di Pinggir Jalan Raya Desa Baruh Sampang (dimadura.id)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SAMPANG – Warga Dusun Bansokah, Desa Baruh, Kecamatan Sampang dikejutkan oleh penemuan seekor sapi mati di pinggir jalan sekitar pukul 00:00 dini hari.

“Kami masih belum tahu penyebab kematian sapi yang mati dibuang oleh orang ini. Dan untuk penyebab kematiannya masih akan diperiksa untuk di Tes Laboratorium oleh pihak Puskeswan, dan untuk sapi langsung dikubur,” terang Penjabat (Pj) Kepala Desa Baruh, Abdul Fatah, Kamis (09/01/2025).

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Harga Booking Di Myze Hotel
Contact Me at: 082333811209

Sedangkan menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang, Suyono, menyampaikan bahwa sapi yang ditemukan mati tersebut sudah lebih dari satu hari.

“Jadi sudah terlambat informasi yang masuk ke kami,” jawabnya, Jumat (10/01/2025).

Kata Suyono, pihaknya tidak bisa menebak apakah sapi yang mati itu terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) atau Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam lainnya.

“Namun dari hasil pemeriksaan kami, bukan karena PMK,” tegasnya.

Ia memaparkan bahwa ciri-ciri sapi yang terjangkit wabah PMK antara lain sapi mengeluarkan liur berlebihan dari mulutnya, mengalami demam, serta terdapat lepuh berisi cairan pada lidah, gusi, dan hidung.

“Biasanya sapi tidak mampu berjalan. Air liurnya berlebihan dan nafsu makan hilang,” terangnya.

Mengenai kepemilikan sapi mati tersebut, pihaknya juga tidak tahu. “Sebab warga setempat juga tidak tahu sapi itu milik siapa,” lanjutnya.

“Jadi kami berharap masyarakat Sampang jangan panik. Sebab untuk musim seperti sekarang, biasanya banyak penyakit muncul dan menyerang ternak. Bisa jadi PMK, BEF, dan yang lain. Maka ketika ada sapi sakit, segera melapor. Kami di lapangan siap memeriksa,” tegasnya.

Suyono mengaku bahwa sebelum merebaknya PMK, pihaknya rutin melakukan posyandu ternak, memeriksa, dan memberikan vitamin.

“Dan kami juga rutin memeriksa setiap pasar sapi. Kami akan bekerjasama dengan pihak BPBD ke depannya,” pungkasnya.

Perlu diketahui, data PMK dari bulan November 2024 hingga Januari 2025 mencatat sebanyak 510 kasus, dengan 256 sapi yang berhasil disembuhkan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *