KolomOkara

HPN 2025: Tidak Ada Hari Pers, yang Ada Hanya Hari Lahir PWI

Avatar Of Ari Si
494
×

HPN 2025: Tidak Ada Hari Pers, yang Ada Hanya Hari Lahir PWI

Sebarkan artikel ini

Oleh: M. Hendra Efendi

Solid. Jurnalis Muda Asal Sumenep Yang Dulu Mendeklarasikan Diri Dalam Komunitas Jawara Pada Tahun 2020 Silam (Istimewa/Doc. Dimadura)
SOLID. Jurnalis muda asal Sumenep yang dulu mendeklarasikan diri dalam Komunitas Jawara pada tahun 2020 silam (Istimewa/Doc. Dimadura)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP –Hari Pers Nasional (HPN) 2025 kembali diperingati dengan berbagai acara seremonial yang melibatkan insan pers, pemerintah, dan masyarakat.

Namun, perdebatan yang selalu menyertai peringatan ini kembali muncul: apakah HPN benar-benar mewakili seluruh insan pers di Indonesia, atau hanya sekadar perayaan hari lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)?

Tampilkan Bisnis Anda di Sini | SCROLL ...
Kirim Karya Bahasa Madura
Contact Me at: 082333811209

Sejarah HPN dan Polemiknya

HPN ditetapkan pada 9 Februari melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 5 Tahun 1985, dengan alasan hari tersebut bertepatan dengan lahirnya PWI pada 9 Februari 1946.

Namun, sejak awal penetapannya, muncul kritik bahwa HPN lebih cenderung menjadi peringatan PWI daripada hari besar seluruh pers Indonesia.

Sebagai organisasi wartawan tertua, PWI memang memiliki peran historis dalam perkembangan pers di Indonesia.

Namun, seiring berjalannya waktu, muncul berbagai organisasi lain seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan organisasi profesi lain yang juga memiliki kontribusi besar bagi dunia jurnalistik.

Menjadikan hari lahir PWI sebagai HPN dinilai mengabaikan keberagaman dan dinamika pers di Indonesia.

HPN 2025 dan Sikap Insan Pers

Perayaan HPN 2025 tetap berlangsung meriah di berbagai daerah, dengan seminar, penghargaan, dan pertemuan insan pers.

Namun, di sisi lain, sejumlah wartawan dan organisasi di luar PWI kembali mempertanyakan esensi HPN. Bagi mereka, jika HPN ingin benar-benar menjadi hari pers nasional, maka seharusnya tidak hanya berpusat pada sejarah satu organisasi saja.

AJI dan beberapa kelompok lain kembali menyerukan agar Keppres No. 5/1985 direvisi sehingga HPN lebih inklusif dan tidak hanya dikaitkan dengan PWI.

Mereka menekankan bahwa pers adalah institusi yang lebih luas dari sekadar satu organisasi.

Selain itu, tantangan utama pers saat ini bukan hanya soal peringatan seremonial, tetapi juga soal kebebasan pers, kesejahteraan jurnalis, serta ancaman terhadap independensi media.

Refleksi dan Tantangan ke Depan

Di tengah perubahan lanskap media, pers di Indonesia menghadapi tantangan besar, mulai dari tekanan politik, ancaman hukum terhadap jurnalis, hingga disrupsi digital yang mengubah pola konsumsi berita.

Momentum HPN 2025 seharusnya digunakan untuk merefleksikan peran pers dalam menjaga demokrasi, bukan sekadar ajang seremonial tahunan.

Ke depan, jika HPN ingin benar-benar menjadi milik semua insan pers, maka perlu ada perubahan mendasar dalam cara peringatan ini dipandang dan diperingati.

Jika tidak, maka HPN akan terus menjadi polemik tahunan yang membayangi dunia jurnalistik di Indonesia.***

Jjs Kemenangan - Kolom Politik Dimadura
Kolom

“Jalan sehat digelar, ribuan orang melangkah riang. Siapa yang menang? Rakyat? Timses? Ataukah panitia?” | kolom – dimadura KOLOM, DIMADURA – Kemenangan harus dirayakan, katanya. Maka diadakanlah Jalan-Jalan Sehat (JJS),…

Amin Bashiri | Kolom: Galakkan Literasi Kebudayaan Di Sumenep (Doc. Dimadura)
Budaya

LONGLONGAN KOLOM, DIMADURA – Kabupaten Sumenep, yang terletak di ujung timur Pulau Madura, merupakan daerah dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Mulai dari kesenian tradisional seperti Saronen dan Topeng Dalang,…

Marlaf Sucipto | Advokat, Legal Researcher, Humanitarian And Social Political Activist (Foto: Doc. Dimadura)
Kolom

KOLOM, DIMADURA – Sebagai orang yang tinggal di Lenteng, saya menaruh perhatian khusus atas kasus ini. Ini dalam rangka untuk menjaga Lenteng, secara khusus, dan Sumenep secara umum, dari tindak…

Esai A'Yat Khalili | Valentine’s Day: Antara Cinta Dan Pemaknaannya (Cover: Mazdon/Doc. Dimadura)
Budaya

Ketika ada yang bertanya tentang cinta, Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata, Atau cukup ketidaksempurnaan kita? ESAI, DIMADURA — Demikian bunyi akhir bait puisi Aan Mansyur dalam puisi Ketika…