ParamasastraPangkèng

Jenis Okara Nongghâl dalam Bahasa Madura

Avatar of dimadura
569
×

Jenis Okara Nongghâl dalam Bahasa Madura

Sebarkan artikel ini
Macam-macam Okara Nongghâl dalam Bahasa Madura (Arsip @dimadura)

IMG 20230304 014921 202 e1680177139947Pangkèng, Paramasastra–Artikel ini hendak membahas tentang salah satu bagian dari okara bahasa Madura, yakni jenis okara nongghâl berikut contoh masing-masing.

Berdasarkan bentuk atau susunannya, ada 4 jenis okara nongghâl dalam bahasa Madura, antara lain 1) okara majjhâ, 2) okara samporna, 3) okara ta’ samporna, dan 4) okara ghenna’.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Pasang iklan bisnis dimadura
PASANG BANNER, HUBUNGI KAMI: 082333811209

Okara nongghâl dalam ilmu gramatika bahasa Indonesia adalah kalimat tunggal, yakni kalimat untuh yang terdiri dari subjek, predikat, objek dan keterangan waktu atau tempat.

Meskipun tidak lengkap terdiri dari 4 unsur, suatu okara bahasa Madura sebenarnya sudah termasuk dalam kategori okara nongghâl, yakni apabila maksud kalimat tersebut cukup dimengerti.

4 Jenis Okara Nongghâl

Lebih jelas, mari perhatikan beberapa contoh okara nongghâl berdasarkan jenis masing-masing berikut ini.

  1. Suliman pènter (okara majja)
  2. Salimin sakè’ ghighi (okara samporna)
  3. Salam sakè’ (okara ta’ samporna)
  4. Karto ngambâ’ tamoy neng è ampèr (okara genna’)

Lebih jelas lagi, mari kita perdalam dengan pembahasan masing-masing contoh okara nongghâl di atas. Berikut ini 4 jenis okara nongghâl dalam Bahasa Madura.

Okara majjhâ

Okara majjhâ dapat kita sebut kalimat sederhana, yakni sebuah kalimat yang terbilang singkat tetapi sudah dapat dikatakan sebagai okara.

Sebagaimana definisi okara dalam bahasa Arab menurut pengarang Gramatika Alfiyah, Ibnu Malik, bahwa sejatinya susunan kata sudah bisa disebut kalam (okara) apabila maksud susunan kata tersebut dapat dimengerti (mufiedun).

Tak perlu bertele-tele, walaupun hanya terdiri dari 1 atau 2 kata, tetapi maksud kalimat tersebut dapat dimengerti, maka cukuplah ia untuk disebut: OKARA.

Contoh:

Sèngko' loppa
Alè' lemmes
Bâ'na orèngnga lèburan
Samo lân-jhâlânan

Okara samporna

Pada intinya, sebuah okara dikatakan sampurna jika okara tersebut sudah memenuhi unsur sebuah kalimat, yakni subjek (jhejjher), predikat (carèta), objek (lèsan), dan lebih-lebih ada keterangan waktu atau tempat.

Seumpama kita tarik ibarat ke ilmu gramatika bahasa Arab, okara samporna bisa saja terdiri dari susunan ismiyah (kata benda), bisa pula terdiri dari susunan fi’liyah.

Lengkap 2 atau 3 unsur saja, sebuah okara sudah masuk pada kategori okara samporna, sebagaimana contoh pada okara majjhâ di atas.

Jadi, okara majjhâ pun sebenarnya juga masuk pada kategori okara samporna, yakni apabila okara tersebut diucapkan tidak menimbulkan pertanyaan. Lebih gamblang, berikut ini contoh okara samporna.

  • Kè Samot ampon sèdhâ
  • Alè’ mellè jâng-lajângan
  • Tor-motoranna alè’ rosak
  • Embâ Khatib èntar nèngghu binès
  • Ghellâ’ emmak èntar ka bengkona bâ’na

  • Ki Samot sudah meninggal
  • Adek beli layangan
  • Mobil-mobilan adek rusak
  • Mbah Khatib pergi melihat bibit padi
  • Tadi Kakak pergi ke rumahmu

Okara ta’ samporna

Beda dengan okara samporna, okara ta’ samporna adalah kalimat yang jika diucapkan masih menimbulkan pertanyaan.

Contoh: Lagghuna polè (besok lusa), marè ngakan (sudah makan), celo’ parana (kecut sekali), tang emma’ sakè’ (ibu saya sakit), dan lain sebagainya.

Nah, ketika diucapkan kepada seseorang, maka jelas dalam benak orang tersebut akan timbul pertanyaan.

Lagghuna polè: Lagghuna polè arapaa?
Marè ngakan: Marè ngakan apa?
Cèlo’ parana: Apa sè cèlo’ parana?
Tang emma’ sakè’: Sakè’ apa?

Ya, tetapi yang dimaksud tidak menimbulkan pertanyaan di sini tidak berarti pertanyaan tersebut menuntut jawaban di luar inti diucapkannya okara tersebut.

Misal pada contoh “Ibu saya sakit“, lalu Anda bertanya: Sakit apa dan mulai kapan sakit? Sudahkah dibawa ke rumah sakit? Rumah sakit apa? dan lain seterusnya.

Okara ghenna’

Okara ghenna’ dalam bahasa Indonesia berarti kalimat lengkap atau luas; memuat seluruh unsur okara seperti subjek, predikat, objek, keterangan waktu atau tempat dan seterusnya. Berikut ini contohnya.

  • Bu’ Sadhima èntar ngoro’ Munir è bengko jhâlâu’
  • Rama jhâng lagghuwân moso alè’ manḍi ka Songay Bâto
  • Bâ’âri Murkidin èntar alako mateppa’ kanḍhângnga Marsuki polana la abit rosak èdhina bâriyâ

  • Bu Sadima pergi memijat Munir di rumah selatan
  • Pagi-pagi sekali Rama dan Adik pergi mandi ke Sungai Batu
  • Kemarin Murkiden pergi bekerja membetulkan kandang Marsuki karena sudah lama rusak ditinggal begitu saja

Ya, demikian pembahasan tentang macam-macam atau jenis okara nongghâl dalam Bahasa Madura. Sedikit tapi mudah-mudahan bermanfaat. Mator sakalangkong!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *