SampangTomang

Kemarau Basah, Petani Tembakau di Sampang Merugi

Avatar Of Dimadura
218
×

Kemarau Basah, Petani Tembakau di Sampang Merugi

Sebarkan artikel ini
Tanaman Tembakau Milik Petani Di Sampang Terendam Banjir (Foto: Zainullah For Dimadura.id)
Tanaman tembakau milik petani di Sampang terendam banjir (Foto: Zainullah for dimadura.id)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SAMPANG – Musim tanam tembakau tahun 2025 menjadi tantangan berat bagi para petani di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Bukan hanya karena harga pupuk yang tinggi, namun cuaca yang tak menentu turut memperparah kondisi. Alih-alih mendapatkan sinar matahari optimal seperti pada musim kemarau ideal, para petani justru harus berjibaku dengan curah hujan yang masih tinggi menyebabkan kemarau basah yang menyulitkan proses tanam.

Tanaman tembakau sangat bergantung pada kondisi panas dan kering agar kualitas batang serta daunnya tumbuh optimal. Namun, musim tanam kali ini justru diwarnai genangan air dan banjir merusak harapan petani untuk panen.

Jamaludin, seorang petani di Kecamatan Camplong, mengaku sudah dua kali menanam tembakau namun hasilnya nihil.

“Dua kali saya tanam, dua-duanya mati karena terendam banjir. Tahun ini harus ekstra kerja keras,” ungkapnya, Selasa (17/6/2025).

Kondisi serupa dialami Misnari, petani lainnya, yang mengatakan bahwa tembakau miliknya yang sudah berusia satu bulan justru terendam akibat hujan lebat selama dua hari berturut-turut.

“Beginilah kondisinya, banjir. Mau bagaimana lagi? Kami cuma bisa sabar,” ujarnya pasrah.

Misnari mengaku sudah mengeluarkan biaya besar untuk proses awal mulai dari pengolahan lahan, pembelian bibit, penanaman, hingga pupuk.

“Sekarang kami hanya bisa berdoa, semoga cuaca segera kembali normal,” harapnya.

Hal serupa juga dialami Hasan, petani asal Kecamatan Pangarengan, bahkan mengaku sudah tiga kali melakukan tanam ulang.

“Tembakau saya sudah tiga kali mati karena kebanjiran. Padahal modalnya tidak sedikit,” katanya dengan nada getir.

Musim tanam tembakau tahun ini benar-benar menjadi ujian berat bagi petani. Mereka tetap bertahan dengan harapan, meski kenyataan terus mengguncang.***