NEWS DIMADURA, SAMPANG – Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sampang melakukan audiensi dengan Komisi IV DPRD setempat pada Senin (16/06/2025),untuk mendesak Pemerintah Kabupaten Sampang agar segera menganggarkan dana perawatan wall climbing atau dinding panjat tebing buatan di Sampang Sport Center yang semakin memprihatinkan.
Kondisi besi penopang yang berkarat dan alat pengaman yang sudah tidak layak pakai menjadi ancaman nyata bagi keselamatan atlet panjat tebing.
Ketua FPTI Sampang, Mahardika Surya Arbianto, menyampaikan bahwa peralatan seperti tali karmantel alat pengaman utama dalam panjat tebing telah aus dan tak layak digunakan lagi.
Tak hanya itu, struktur besi wall climbing yang dibiarkan tanpa pelindung atap selama tiga tahun terakhir, kini dipenuhi karat dan rawan ambruk.
“Kalau tidak segera dianggarkan, ini bukan soal olahraga lagi, tapi nyawa atlet yang dipertaruhkan,” ujarnya dengan tegas.
Fasilitas wall climbing tersebut dibangun pada tahun 2021 dan mulai digunakan awal 2022. Sejak saat itu, belum pernah ada upaya perawatan signifikan dari Pemkab, meski pengajuan anggaran sudah diajukan Disporabudpar Sampang sejak 2024.
Kepala Disporabudpar Sampang, H. Marnilem, membenarkan hal tersebut. Ia menyebut pihaknya telah dua kali mengajukan anggaran perawatan ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), namun selalu ditolak.
“Ini masuk skala prioritas kami, tapi sampai sekarang belum disetujui. Kami harap Komisi IV bisa mendorong agar tahun ini masuk PAK,” ungkap Marnilem.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Sampang, Mahfud, menyatakan pihaknya siap mengawal proses penganggaran ini. Ia menegaskan bahwa keselamatan atlet adalah hal mutlak yang tak boleh diabaikan.
“Setelah melihat langsung dokumentasi kondisi wall climbing, kami pastikan akan perjuangkan masuk PAK. Ini menyangkut keamanan nyawa atlet,” tegas Mahfud.
Ironisnya, dalam audiensi tersebut, perwakilan KONI Sampang yang turut diundang justru tidak hadir. Padahal, sebagai induk organisasi olahraga, kehadiran mereka sangat diharapkan dalam perjuangan ini.
FPTI berharap, satu-satunya sarana latihan panjat tebing di Sampang tidak terus diabaikan. Apalagi, olahraga ini tergolong ekstrem dan memiliki risiko tinggi jika peralatan tidak memenuhi standar keamanan.***