TARÈKA, DIMADURA – Ketua DPC Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Sumenep, Rusydiyono, menyampaikan refleksi mendalam pada Hari Pers Nasional (HPN) 2025. Baginya, pers bukan sekadar corong informasi, melainkan roh yang menghidupkan demokrasi dan keadilan.
Dalam pandangannya, pers yang merdeka harus beriringan dengan tanggung jawab dan dedikasi, sebagaimana kepemimpinan yang bebas tetap harus berpijak pada komitmen moral.
“Kebebasan tanpa tanggung jawab adalah kehampaan. Pers yang merdeka harus tetap berdedikasi pada kebenaran dan keadilan. Maka di momentum HPN 2025 ini, mari kita terus menjadi suara rakyat!” ungkapnya kepada media ini, Minggu (9/2/2015).
Rusydiyono lebih lanjut menjelaskan bahwa pers yang sehat akan melahirkan kepemimpinan yang baik. Tanpa pers, kebenaran bisa tertutup kabut kepentingan, dan tanpa pemimpin yang menghargai pers, kebebasan hanyalah ilusi.
“Pemimpin sejati mendukung pers yang bebas, bukan yang tunduk. Teruslah mengabarkan kebenaran dengan dedikasi dan integritas,” imbuh dia.
Tokoh muda asal Desa Banuaju ini menegaskan bahwa sejarah telah membuktikan bahwa pers sering kali menjadi garda terdepan dalam melawan ketidakadilan.
“Dari masa pergerakan nasional hingga era digital saat ini, pers tetap menjadi penentu arah peradaban,” katanya.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa kebebasan pers bukan sekadar hak, melainkan tanggung jawab besar yang harus dijaga dari kepentingan sempit dan manipulasi informasi.
“Pers yang merdeka adalah mitra bagi kepemimpinan yang bertanggung jawab. Tanpa pers, kebebasan hanya ilusi. Tetaplah teguh di jalan kebenaran!” jelas Ketua DPC PWRI Sumenep.
Di akhir pernyataannya, Rusydiyono berharap agar insan pers di Kabupaten Sumenep tetap berpegang teguh pada etika jurnalistik dan terus menjadi cahaya bagi masyarakat.
“Bahwa kebebasan tanpa batas hanya akan menciptakan kekacauan, tetapi kebebasan yang terarah akan melahirkan demokrasi yang bermartabat,” tandasnya.***
Selamat Hari Pers Nasional 2025!