NEWS, SUMENEP – Komisi IV DPRD Sumenep, Akis Jazuli, mengatakan, pihaknya akan mengundang Kepala Puskesmas Batang-batang untuk mengklarifikasi soal dugaan bayi meninggal akibat malpraktek.
“Jadi soal bayi meninggal diduga akibat malpraktek itu, kami meminta agar pelayanan kesehatan di puskesmas itu perlu adanya peningkatan yang bagus,” ungkapnya saat diwawancara melalui sambungan selulernya, (Kamis 23/11).
“Kami kan sering menyampaikan bahwa, keluhan warga tentang buruknya layanan kesehatan itu menjadi salah satu ukuran kinerja yang harus ditingkatkan,” tegas Akis menambahkan.
Ia mengaku turut merasa prihatin dengan adanya kejadian yang menimpa warga Dusun Mojung, Desa Tamidung, Kecamatan Batang-batang itu.
“Hingga jika ada kasus yang demikian, kami sangat prihatin lah dengan kondisi adanya pelayanan yang ada di Puskesmas Batang-batang secara khusus,” ucapnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas Batang-batang.
“Jadi kita sebagai lembaga yang memerankan fungsi kontrol dan pengawasan, tentunya akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait,” simpul Sekretaris DPD Partai NasDem itu.
“Dan pasti kami akan mengundang pihak terkait untuk mengklarifikasi mengenai berita atau konsumsi publik yang beredar itu,” tegasnya.
Dewan Akis kemudian menyampaikan imbauan agar seluruh lembaga pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Sumenep benar-benar bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
“Jadi begini, puskesmas, rumah sakit dan semua pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Sumenep memang harus menjalankan standar operasional prosedur atau SOP yang ada secara profesional,” paparnya.
Pihaknya tidak ingin ada lagi preseden buruk yang menimpa lembaga-lembaga pelayanan kesehatan yang ada di kabupaten ujung timur Pulau Madura ini di kemudian hari.
“Jadi yang jelas kami akan melakukan koordinasi terkait hal-hal yang demikian itu agar pelayanan kesehatan yang ada betul-betul dijalankan secara profesional, sehingga dugaan kasus malpraktek yang terjadi sebelum-sebelumnya itu ndak perlu terulang lagi,” tuturnya.
Terkait waktu pemanggilan atau koordinasi antara pihaknya dengan pihak Puskesmas Batang-batang menurutnya masih akan disesuaikan dengan jadwal kegiatan yang ada di DPRD setempat.
“Paling cepet ya bulan ini, tapi yang jelas itu segera, ya segera,” pungkas Akis.

Diwawancara sebelumnya, Kapuskesmas Batang-batang, dr Fatimatus Insoniyah mengatakan, terkait dugaan malpraktek oleh oknum perawatnya terhadap bayi atasnama Adelia Aziz Bella Negara, putri Rumnaini itu, pihaknya mengaku telah bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku.
“Kami bekerja sudah sesuai SOP SHK, kami sudah dilatih untuk SHK ini.
Jadi tidak ada malpraktek,” kata dr Insoniyah kepada media ini, Selasa (20/11) siang.
Pengambilan sampel darah pada setiap tumit bayi yang baru lahir atau yang dikenal dengan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) ini menurutnya adalah program Pemerintah Kabupaten Sumenep yang telah diberlakukan sejak bulan September 2023.
“SHK memang program pemerintah, kami punya SE sbg dasar pelaksanaan SHK. Tidak ada efek samping SHK, sama seperti pengambilan darah biasa,” tukasnya. ***