HeadlineLembagaSumenep

‘Mainan’ Petinggi UNIBA Madura di Ujung Tanduk

Avatar Of Dimadura
1560
×

‘Mainan’ Petinggi UNIBA Madura di Ujung Tanduk

Sebarkan artikel ini
Dua Orang Diduga Mahasiswi Uniba Madura Melintas Di Trotoar Depan Kampus Yang Didirikan Achsanul Qosasi (Foto: Mazdon/Doc. Dimadura)
Dua Orang Diduga Mahasiswi UNIBA Madura Melintas di Trotoar Depan Kampus yang Didirikan Achsanul Qosasi (Foto: Mazdon/Doc. Dimadura)
Dugaan pemotongan beasiswa KIP di UNIBA Madura menggemparkan. Ratusan juta rupiah disebut raib, mahasiswa mengeluh, sementara kampus membantah. Siapa yang bermain dalam pusaran dana ini?

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP – Universitas Bahaudin Mudhary (UNIBA) Madura tengah diterpa badai dugaan penyimpangan dana beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) tahun 2023. Jumlah yang dipertanyakan pun tidak main-main—nyaris setengah miliar rupiah. Sejumlah mahasiswa mengaku hak mereka atas dana beasiswa tidak diterima sepenuhnya, sementara pihak kampus bersikeras tidak ada pemotongan.

Di tengah tarik ulur pernyataan, pertanyaan besar muncul: ke mana mengalirnya dana ratusan juta yang seharusnya menjadi hak mahasiswa?

Jejak yang Hilang

Berdasarkan data yang beredar, mahasiswa penerima beasiswa KIP di UNIBA Madura tahun 2023 berjumlah total 399. Rinciannya, Skema 1 diberikan kepada 205 mahasiswa, Skema 2 kepada 172 mahasiswa, serta tambahan 22 mahasiswa dari angkatan 2021 dan 2022 sebagai penerima pengganti.

KONTEN PROMOSI | SCROLL ...
Harga Booking Di Myze Hotel
Contact Me at: 082333811209

Dugaan pemotongan terjadi pada Skema 1, yang mencakup biaya pendidikan Rp2,4 juta dan biaya hidup Rp2,4 juta, sehingga totalnya Rp4,8 juta per semester. Namun, menurut pengakuan sejumlah mahasiswa, dana untuk biaya hidup itu justru tidak mereka terima pada pencairan tahap pertama.

“Masalah ini sudah viral sejak tahun lalu. Hampir 70 persen penerima KIP 2023, terutama Skema 1, tidak menerima pencairan semester pertama,” ujar seorang mahasiswa yang enggan disebut namanya.

Lebih jauh, ia menyebut dana tahap pertama yang seharusnya diberikan kepada mahasiswa justru “diamankan” oleh pihak-pihak tertentu.

Nama-nama yang disebut mencakup “kakak tingkat”, ketua organisasi mahasiswa, hingga dosen yang diduga terlibat dalam proses rekomendasi penerima KIP.

Sumber tersebut juga mengungkap bahwa sistem pencairan yang seharusnya transparan justru terasa seperti permainan yang dikendalikan oleh tangan-tangan tak terlihat.

“Informasinya, pencairan pertama itu full untuk oknum di atas—kakak tingkat, ketua organisasi mahasiswa, bahkan ada dosen yang merekomendasikan mahasiswa penerima KIP,” katanya.

Jika dugaan ini benar, maka dengan asumsi setiap mahasiswa Skema 1 kehilangan Rp2,4 juta, total dana yang diduga “dipotong” mencapai Rp492 juta.

Bantahan dari Pihak Kampus

Di tengah ramainya tudingan, Rektor UNIBA Madura, Rahmad Hidayat, memastikan bahwa seluruh dana beasiswa langsung masuk ke rekening mahasiswa tanpa campur tangan pihak kampus.

“Jumlah penerima KIP tahun 2023 ada 399 mahasiswa, dan semua pencairan dari pemerintah langsung ke rekening mereka. Sementara tahun 2024 kemarin itu kita dapat 181, semuanya KIP Skema 1, saya sendiri yang mengajukan,” ujarnya, Jumat (10/1/2025).

Wakil Rektor I UNIBA Madura, Budi Suswanto, juga menegaskan tidak ada praktik pemotongan dana KIP di kampusnya.

“Tidak ada itu pemotongan atau intervensi. Semua mahasiswa menerima dana sesuai haknya,” katanya.

Ia bahkan menantang siapa pun yang memiliki bukti konkret untuk menyerahkan kasus ini ke pihak berwajib.

“Kalau memang ada dan terbukti, kami sendiri yang akan menyerahkan ke aparat penegak hukum,” tandasnya.

Namun, Budi justru mencurigai isu ini dimunculkan oleh mahasiswa yang tidak lolos seleksi KIP. “Saya khawatir yang pengganti ini yang bikin cerita,” ungkapnya.

Celah dalam Sistem

Meski pihak kampus membantah keras, mahasiswa tetap mempertanyakan transparansi distribusi beasiswa. Secara sistem, dana KIP Skema 1 langsung dikirim ke rekening masing-masing mahasiswa melalui layanan BRILink dari Dikti.

Namun, fakta bahwa banyak mahasiswa mengaku tidak menerima dana tersebut menunjukkan adanya celah yang berpotensi dimanfaatkan oleh pihak tertentu.

Tahun 2023, UNIBA Madura mencatat 399 penerima KIP dengan rincian:

  • Skema 1: 205 mahasiswa
  • Skema 2: 172 mahasiswa
  • Penerima pengganti: 22 mahasiswa dari angkatan 2021 dan 2022

Jika benar ada pihak yang “bermain” dalam distribusi dana ini, maka kasus ini harus segera diusut hingga tuntas. Beasiswa yang seharusnya membantu mahasiswa dari keluarga kurang mampu justru diduga menjadi ladang keuntungan bagi pihak tertentu.

Kini, semua mata tertuju pada UNIBA Madura. Dugaan pemotongan beasiswa ini bukan sekadar isu internal kampus, tetapi juga menyangkut hak mahasiswa sebagai penerima bantuan pendidikan. Jika benar ada kejanggalan, maka skandal ini bisa menjadi preseden buruk bagi dunia akademik di Sumenep.***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *