LONGLONGAN, ESAI DIMADURA – Pertanyaan tentang apakah surga dan neraka telah terjadi atau masih dalam ketetapan ilahi adalah salah satu topik yang menarik dalam diskursus teologis Islam. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW pernah diperlihatkan gambaran tentang surga dan neraka.
Hal ini terjadi dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam peristiwa Isra Mikraj serta dalam mimpi atau wahyu yang diterima beliau. Lantas, apakah ini berarti surga dan neraka sudah ada dalam realitas waktu, ataukah masih dalam rencana Allah yang akan diwujudkan kelak?
Tampilkan Bisnis Anda di Sini | SCROLL ...Contact Me at: 082333811209
Isra Mikraj dan Kesaksian Nabi tentang Surga dan Neraka
Peristiwa Isra Mikraj merupakan salah satu kejadian paling penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanan spiritual tersebut, Rasulullah SAW tidak hanya menerima perintah shalat lima waktu, tetapi juga diperlihatkan berbagai fenomena gaib, termasuk gambaran tentang surga dan neraka.
Dalam beberapa riwayat, beliau melihat orang-orang yang disiksa di neraka karena dosa-dosa tertentu, seperti riba, zina, dan meninggalkan kewajiban agama. Sebaliknya, beliau juga menyaksikan kenikmatan surga yang diberikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Selain Isra Mikraj, terdapat hadis yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah diperlihatkan neraka saat sedang melaksanakan shalat gerhana matahari.
Dalam riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, beliau menggambarkan siksaan yang dialami oleh orang-orang yang menunda-nunda zakat atau berlaku zalim terhadap sesama manusia.
Kesaksian ini menimbulkan pertanyaan teologis: apakah surga dan neraka sudah ada secara aktual atau masih dalam ketetapan yang akan terjadi di akhirat kelak?
Perspektif Teologis tentang Keberadaan Surga dan Neraka
Dalam teologi Islam, terdapat dua pandangan utama mengenai keberadaan surga dan neraka.
- Pendapat bahwa Surga dan Neraka Sudah Ada
Sebagian ulama, termasuk Imam Al-Bukhari dan Imam Ahmad bin Hanbal, berpendapat bahwa surga dan neraka sudah diciptakan dan ada saat ini.
Mereka merujuk pada ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa surga telah disiapkan bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Ali Imran: 133) dan neraka telah disiapkan bagi orang-orang kafir (QS. Al-Baqarah: 24).
Pandangan ini diperkuat oleh hadis yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melihat gambaran nyata dari surga dan neraka.
- Pendapat bahwa Surga dan Neraka Belum Berwujud Secara Aktual
Sebagian ulama lain, termasuk Al-Juwaini dan beberapa teolog Mu’tazilah, berpendapat bahwa surga dan neraka masih dalam ketetapan Allah dan belum diwujudkan secara nyata.
Mereka berargumen bahwa kiamat belum terjadi, sehingga tempat pembalasan bagi manusia belum diaktifkan secara penuh. Mereka juga menginterpretasikan penglihatan Nabi sebagai bentuk visualisasi atau perumpamaan yang diberikan oleh Allah sebagai gambaran tentang realitas yang akan terjadi di akhirat.
Sekilas Analisis
Dalam memahami pertanyaan ini, penting untuk meninjau konsep waktu dalam Islam. Allah tidak terikat oleh dimensi waktu sebagaimana manusia. Apa yang bagi kita terlihat sebagai sesuatu yang akan datang, bagi Allah bisa jadi sudah terjadi dalam ketetapan-Nya.
Oleh karena itu, ketika Nabi Muhammad SAW diperlihatkan surga dan neraka, bisa jadi itu adalah penglihatan terhadap realitas yang sudah ada dalam dimensi yang berbeda, atau sebagai gambaran tentang ketetapan Allah yang pasti terjadi di masa depan.
Sebagian ulama berpendapat bahwa keberadaan surga dan neraka yang dilihat oleh Nabi bisa jadi dalam bentuk yang belum sempurna, karena kiamat belum terjadi. Namun, hal ini tidak mengurangi kepastian bahwa keduanya adalah tempat pembalasan akhir yang nyata.
Dengan kata lain, surga dan neraka sudah ada dalam kehendak dan ketetapan Allah, tetapi manifestasi penuh dari keduanya akan terjadi setelah hari kiamat.
Dari perspektif keimanan, yang paling penting bukanlah apakah surga dan neraka sudah terjadi secara fisik atau masih dalam rencana Allah, tetapi bagaimana keyakinan terhadap keduanya mempengaruhi amal perbuatan manusia di dunia.
Rasulullah SAW tidak hanya diperlihatkan surga dan neraka, tetapi juga menjadikannya sebagai motivasi bagi umatnya untuk menjalani kehidupan yang penuh kebaikan, serta menjauhi segala hal yang bisa menjerumuskan ke dalam siksaan abadi.
Oleh karena itu, bagi umat Islam, pertanyaan ini harus lebih diarahkan pada bagaimana kita mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat, ketimbang sekadar membahas apakah tempat tersebut sudah ada atau belum dalam realitas saat ini.***
Ali Hafidz Syahbana | Jurnalis Tribun Jatim Network wilayah Madura