NEWS DIMADURA, SUMENEP – Hj Siti Nur Azizah, putri Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, memberikan apresiasi atas kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Sumenep. Kota yang terkenal dengan julukan Kota Keris ini memiliki banyak pulau dan destinasi wisata yang beragam.
Namun, Siti menilai bahwa akses transportasi yang tersedia masih belum memadai untuk mendukung pengembangan pariwisata di wilayah tersebut.
Kekaguman ini diungkapkan oleh doktor bidang hukum itu ketika melakukan kunjungan ke Sumenep pada Senin (14/10).
Menurutnya, Sumenep, yang terletak di ujung timur Pulau Madura, memiliki potensi luar biasa dibandingkan kabupaten lainnya di Madura, terutama dari segi jumlah pulau dan kekayaan alam yang melimpah.
“Ini menjadi satu kekayaan yang luar biasa. Bahkan, (keberadaan pulau tersebut) bisa menjadi objek wisata baru yang bisa terus dikembangkan oleh Pemkab Sumenep. Salah satunya kekayaan alam dan budaya yang ada di setiap pulau tersebut, seperti wisata bahari,” ujarnya.
Siti Nur Azizah menegaskan bahwa untuk memaksimalkan potensi wisata bahari ini, diperlukan pengembangan akses transportasi laut yang menghubungkan antar-pulau di Sumenep.
Dengan demikian, kata dia, wisatawan dapat dengan mudah menikmati keindahan setiap pulau yang dimiliki Sumenep, mirip dengan pengembangan wisata di Bali dan Kalimantan.
“Seperti di Bali, Kalimantan, dan lain sebagainya,” tambahnya, menyoroti pentingnya transportasi dalam pengembangan destinasi wisata.
Ia juga menjelaskan bahwa konektivitas yang baik antara objek wisata kepulauan di Sumenep akan membawa dampak positif, terutama dalam peningkatan perekonomian masyarakat lokal.
“Sangat penting menyambungkan Sumenep dengan Bali dan daerah terdekat lainnya. Makanya, harus ada transportasi yang bisa membawa wisata mancanegara ke Kabupaten Sumenep,” tegas Siti.
Selain transportasi, Siti juga menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya alam (SDA) setempat, seperti hasil tangkapan nelayan. Ia mengusulkan agar hasil tangkapan tersebut dikelola langsung oleh masyarakat, bukan hanya dijual ke luar daerah.
“Ketimbang dijual langsung, mending diolah sendiri karena itu akan membuat harga jualnya lebih mahal,” pungkasnya menambahkan.***