BarungSumenepTomang

Transformasi Ekonomi, Pasar Tradisional Sumenep Mulai Go Digital

Avatar Of Dimadura
481
×

Transformasi Ekonomi, Pasar Tradisional Sumenep Mulai Go Digital

Sebarkan artikel ini
Fgd Kolaborasi Bapenda Dan Diskoperindag Sumenep Bersama Perwakilan Dari Bank Indonesia, Bahasa Digitalisasi Pasar Tradisional Sumenep (Foto: Istimewa/Doc. Dimadura)
FGD Kolaborasi Bapenda dan Diskoperindag Sumenep bersama perwakilan dari Bank Indonesia, Bahasa Digitalisasi Pasar Tradisional Sumenep (Foto: Istimewa/Doc. Dimadura)

Cropped Cropped Dimadura Logo2 1 150X150 1NEWS DIMADURA, SUMENEP – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) terus mengupayakan percepatan digitalisasi ekonomi lokal. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mempercepat adopsi sistem pembayaran digital, terutama di pasar tradisional, sekolah, dan layanan publik.

Berkolaborasi dengan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) serta Bank Indonesia (BI), forum ini berlangsung di Aula Rapat Kantor Bapenda di Jalan Dr. Cipto No. 1, Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, Jumat (21/2/2025).

Tampilkan Bisnis Anda di Sini | SCROLL ...
Kirim Karya Bahasa Madura
Contact Me at: 082333811209

Diskusi ini membahas langkah konkret perluasan ekosistem digital, terutama bagi sektor ekonomi berbasis rakyat.

Salah satu agenda utama dalam FGD adalah optimalisasi pembayaran digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Sistem ini telah menjadi kebijakan nasional yang bertujuan meningkatkan efisiensi transaksi sekaligus memperluas akses keuangan bagi masyarakat.

Perwakilan BI Jawa Timur, Imam, menekankan bahwa digitalisasi pasar tradisional sangat penting karena sektor ini merupakan tulang punggung perekonomian daerah.

“Pasar tradisional memiliki peran vital dalam pergerakan ekonomi daerah. Dengan digitalisasi, transaksi menjadi lebih mudah, aman, serta mengurangi risiko peredaran uang palsu,” jelas Imam.

Kabid Perdagangan Diskoperindag Sumenep, Idham Kholid, mengungkapkan bahwa implementasi pembayaran digital telah berhasil diterapkan di Taman Tajamara.

Dari 52 stan yang aktif setiap sore, sekitar 80 persen pedagang telah menggunakan QRIS sebagai alat transaksi utama mereka. “Ini menunjukkan bahwa kesadaran digital di kalangan pelaku usaha mulai meningkat,” simpul Idham.

Namun, tantangan masih ditemukan di kawasan Taman Bunga. Dari lebih dari 270 pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan setiap Minggu pagi, baru sekitar 20 persen yang mengadopsi metode pembayaran digital. “Kami terus berupaya memperluas sosialisasi agar semakin banyak pedagang yang beralih ke metode pembayaran nontunai,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pendataan Bapenda Sumenep, Suhermanto, memperkenalkan program Festival Literasi Digital (VIRAL) Sumenep, yang bertujuan mempercepat transformasi digital di berbagai sektor. Program ini akan menyasar pasar tradisional, termasuk Pasar Anom dan kawasan PKL di Taman Bunga.

Dalam hemat dia, digitalisasi tidak hanya dapat memberikan kemudahan transaksi bagi pedagang, tetapi juga bisa meningkatkan transparansi pendapatan usaha kecil. Pemerintah daerah pun dapat lebih mudah memantau perputaran ekonomi di sektor informal.

“Dengan semakin banyaknya pedagang yang menggunakan transaksi digital, kita bisa mendapatkan data yang lebih akurat mengenai arus kas dan potensi pendapatan daerah,” jelasnya.

Selain sektor pasar tradisional, FGD ini juga membahas kemungkinan penerapan sistem pembayaran digital di lingkungan sekolah. Pembayaran uang sekolah, kantin, dan kebutuhan lainnya diharapkan bisa mengadopsi metode serupa.

“Implementasi serupa, insyaallah juga direncanakan untuk rumah sakit guna mempermudah proses pembayaran pasien dan meningkatkan efisiensi layanan kesehatan,” ungkapnya lebih lanjut.

Dengan semakin luasnya penggunaan sistem pembayaran modern, diharapkan daya saing pelaku usaha kecil meningkat, serta pertumbuhan ekonomi daerah semakin pesat dan inklusif.

FGD ini juga menjadi wadah bagi pelaku usaha untuk berdiskusi langsung dengan pihak perbankan dan regulator guna memahami manfaat serta tantangan dalam penerapan transaksi digital.

“Dengan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat pun akan terus dilakukan agar transformasi ini dapat berjalan dengan maksimal dan memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat,” tutup Kabid Pendataan Bapenda Sumenep.***

Foto Bersama Fosgama Selesai Buka Puasa Bersama Di Kairo Mesir (Dokumentasi/Dimadura.id)
Komunitas

News Dimadura, Sumenep – Forum Studi Keluarga Madura Mesir (Fosgama), yang terdiri atas mahasiswa asal Sumenep yang sedang menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, mengadakan acara buka puasa bersama…